UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDIA – Koran Minta Maaf Atas Dagelan Politik Atas Lukisan Perjamuan Terakhir

Agustus 7, 2008

PUNE, India (UCAN) — Sebuah harian di India bagian barat meminta maaf setelah umat Katolik memprotes dagelan politik atas lukisan terkenal “The Last Supper” (Perjamuan Terakhir) dari Leonardo da Vinci.

Harian berbahasa Inggris Sakaal Times di Pune itu membuat penafsiran atas lukisan itu pada 22 Juli. Dalam tafsiran itu wajah Yesus dan para rasul-Nya diganti dengan wajah Perdana Menteri Manmohan Singh dan para anggota parlemen. Dagelan di media itu muncul ketika terjadi kemerosotan tajam suara dukungan terhadap parlemen India hari itu.

Sekitar 300 umat Katolik yang dipimpin politikus Katolik John Rock Paul mengadakan aksi di depan kantor koran itu. Mereka menuntut permintaan maaf tanpa syarat.

Koran, yang sebelumnya adalah Maharashtra Herald, itu dimulai oleh seorang editor Katolik, Able David, 46 tahun lalu. Koran itu memiliki 120.000 oplah di dan sekitar Pune, ibukota kebudayaan dari Negara Bagian Maharashtra, 1.420 kilometer barat daya New Delhi.

Para demonstran menghentikan lalu lintas ketika editor tetap Dhananjay Sardeshpande mulanya menolak untuk keluar menemui mereka. Dengan campur tangan polisi, dia akhirnya bertemu dengan para demonstran dan berjanji menerbitkan permohonan maaf pada hari berikutnya.

Pada 23 Juli, koran itu meminta maaf pada halaman pertama. Ditandatangani oleh editor utama, Anikendra Nath, permohonan maaf itu mengatakan koran itu “berusaha menggambarkan situasi paradoks” yang di dalamnya koalisi yang berkuasa di pemerintahan federal berada di awal ketidakpercayaan.

“Walaupun kami tidak bermaksud membuat karikatur dengan lukisan religius apapun, hal itu ternyata telah menganggu banyak pembaca kami, maka dengan sepenuh hati kami meminta maaf,” demikian koran itu.

Paul mengatakan kepada UCA News pada 30 Juli, editor tetap menjelaskan bahwa kantor penerbit di New Delhi, tempat editor utama utama, membuat membuat karikatur itu yang kemudian dicetak di Pune. Editor tetap itu menyatakan tidak melihat karikatur itu pada 22 Juli karena mereka terlambat masuk hari itu.

Pastor Malcolm Sequeira, jurubicara Keuskupan Poona, mengatakan kepada UCA News, konsep Last Supper itu sakral bagi umat Kristen dan penggunaan gambar Perjamuan Terakhir “dengan jelek pasti melukai rasa keagamaan umat Kristen.” Poona adalah nama lama untuk Pune, tempat pusat keuskupan itu.

Uskup Poona Mgr Valerian D’Souza mengungkapkan “penolakan keras” terhadap karikatur-karikatur itu yang diterbitkan oleh sebuah koran yang kebanyakan pembacanya adalah umat Katolik di keuskupan itu.

Demonstrasi itu bersifat “spontan,” demikian Diago Almeida, ketua Asosiasi Katolik Keuskupan, yang mengakui “aksi mereka” didukung oleh Uskup D’Souza.

George Swami, yang ikut dalam protes it, mengatakan kepada UCA News, demonstrasi itu bersifat damai, namun penyelenggara “cukup berat mengontrol kemarahan sejumlah orang muda” yang mau melempar kantor koran itu dengan batu.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi