UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

BANGLADESH – Proyek Gereja Beri Air Bersih bagi Masyarakat Adat

Agustus 26, 2008

Normal
0

false
false
false

MicrosoftInternetExplorer4

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

RANIKHONG, Bangladesh
(UCAN) — Air minum yang kotor biasa digunakan untuk untuk mengusir
roh jahat yang kadang-kadang muncul, namun sebuah proyek air minum yang
diadakan Gereja membawa harapan baru.

Peter Ritchil, 55, punya alasan pribadi
untuk menekankan pentingnya air minum yang bersih. “Beberapa tahun lalu,
putriku yang berusia 13 tahun meninggal dunia karena diare akibat minum air yang
tidak bersih,” katanya kepada UCA News. “Jika kami memiliki mesin
penyaring air seperti sekarang, putriku tentu masih hidup.”

Ritchil berbicara di sela-sela acara
peresmian dua mesin besar penyaring air di kompleks paroki yang disediakan oleh
Caritas Bangladesh dan World Vision Bangladesh pada 24 Juli. Kedua organisasi
itu masing-masing milik Katolik dan Protestan.

Ranikhong, paroki tertua di Keuskupan
Mymensingh, memiliki 8.000 umat Katolik, demikian Buku Petunjuk Gereja Katolik
Bangladesh 2007. Paroki itu berjarak sekitar 190 kilometer timur laut Dhaka.
Masyarakat penduduk setempat adalah etnis Garo, etnis yang terdapat di banyak
desa di seluruh keuskupan itu.

Hadir dalam acara peresmian adalah Uskup
Mymensingh Mgr Paul Ponen Kubi OSC; Benedict Alo D’Rozario, direktur eksekutif
Caritas Bangladesh; Nicholas Biswas, manejer proyek World Vision Bangladesh
wilayah setempat; dan kepala Paroki Ranikhong yaitu Pastor Simon Haccha.

Usaha bersama Caritas dan World Vision
bertujuan menyediakan air bersih untuk kesehatan bagi 300 warga Desa Ranikhong
dan 700 pelajar di Sekolah Menengah Ranikhong.

Masyarakat biasanya minum air yang kotor
dari sungai, parit, dan mata air, yang menimbulkan berbagai persoalan
kesehatan, demikian masyarakat setempat. Ratusan orang mati akibat infeksi
karena air kotor, seperti diare, tipus, kolera selama bertahun-tahun. Wanita
dan anak-anak biasanya harus berjalan jauh untuk mendapat air dari sumur.

Nilima Ritchil, 42, seorang ibu rumah
tangga yang tidak ada hubungannya dengan Peter Ritchil, mengatakan bahwa
mengambil air di tempat yang jauh memang sangat sulit, dan orang merasa malu
kalau tidak bisa memberi air bersih kepada tamu.

Celestine Sangma, kepala sekolah dari
Sekolah Menengah Ranikhong, mengatakan kepada UCA News, “Sungai Someshwari
mengalir melewati Ranikhong, tetapi tidak ada air bersih di sini, dan sangat
sedikit orang yang bisa mendapat air bersih.”

Sangma mengatakan, warga desa biasanya
bergantung pada satu-satunya bor di Desa Boheratoli, sekitar satu setengah
kilometer jauhnya. Tetapi pada misim penghujan, sumur itupun tertutup banjir,
lanjutnya.

Sangma berterima kasih kepada para donator
untuk proyek itu karena “mengakhiri hari-hari penuh penderitaan.”

Dua mesin yang baru dipasang itu dapat
menyaring hingga 10.000 liter air setiap hari yang ditarik dengan pipa dari
sungai.

Pastor Haccha menjelaskan kepada UCA News
bahwa lahan berbatu itu tidak memungkinkan masyarakat untuk memiliki sumur bor,
sehingga mereka sebelumnya terpaksa minum air dari sumber-sumber yang tidak
sehat.

Dia sendiri berusaha mencari pemecahan
untuk hal itu, katanya, karena warga desa sudah mengajukan keluhan mereka dan
pemerintah setempat tidak menanggapinya. Imam itu akhirnya meminta Caritas dan
World Vision untuk menolong. Dua organisasi kesejahteraan sosial Gereja itu
mendatangkan pakar air dari Universitas Jahangirnagar di Savar, dekat Dhaka.

Biswas mengungkapkan kepuasannya dengan
proyek itu dan menekankan pentingnya pemeliharaan terhadap kedua mesin itu.

D’Rozario mengatakan kepada warga desa
bahwa ini merupakan yang pertama kali Caritas terlibat dalam pengadaan mesin
penyaringan air di Keuskupan Mymensingh.

Dia menambahkan bahwa Caritas akan
menyediakan lebih banyak mesin untuk keuskupan itu di masa depan dan, seperti
Biswas, dia menekankan pentingnya tindakan pemeliharaan terhadap mesin-mesin
itu dan penggunaannya seperlunya saja.

Dengan mengatakan bahwa krisis air sedang
muncul di seluruh dunia, dia mengatakan kepada warga desa bahwa mereka tidak
sendirian dalam menghadap berbagai kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi