UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

CINA – Konferensi Beijing Mengantisipasi Peringatan 400 Tahun Kematian Matteo Ricci pada 2010

Nopember 14, 2008

HONG KONG (UCAN) — Pakar dari Cina dan Italia berkumpul dalam sebuah konferensi baru-baru ini di Beijing untuk mempersiapkan peringatan 400 tahun kematian Pastor Matteo Ricci SJ Italia, seorang misionaris terkenal di Cina.

Pastor Angelo Lazzaroto, seorang panitia konferensi itu, mengatakan kepada UCA News di Hong Kong bahwa 30 sarjana ikut dalam konferensi 15-17 Oktober di Beijing itu. Konferensi itu bertema Religions in Contemporary World (Agama-Agama dalam Dunia Konteporer).

Peristiwa itu dimaksud untuk mempersiapkan peristiwa penting kematian Pastor Ricci (1552-1610), yang akan diselenggarakan di tempat kelahirannya di Macerata, Italia timur, tahun 2010, kata imam dari Institut Kepausan untuk Misi Asing (PIME) itu.

Uskup Mecerata Mgr Claudio Giuliodori menghadiri konferensi itu sebagai tamu, kata Pastor Lazzaroto.

Pastor Ricci yang menghabiskan 27 tahun di Cina (1583-1610) itu dihormati banyak orang sebagai pendiri kekristenan modern di Cina. Makamnya terletak di Bejing, dan banyak orang non Katolik tahu nama Cinanya,  Li Madou.

Pastor Lazzaroto menyatakan bahwa Keuskupan Macerata telah mempelajari proses penyelidikan kanonisasinya dan menyimpulkan bahwa misionaris Yesuit itu pantas dibeatifikasi, yang katanya akan “sangat penting artinya bagi Gereja di Cina.”

Imam yang menjabat sebagai wakil ketua Asosiasi Tianxia Yi Jia yang berbasis di Italia itu mengatakan, ia berharap dan berdoa semoga Vatikan menyetujui beatifikasi Pastor Ricci pada peringatan kematiannya ini.

Asosiasi Tianxia Yi Jia yang telah berusia dua dekade itu mempromosikan dialog dan persahabatan antara Italia dan Cina melalui pertukaran kebudayaan.

Dalam konferensi itu, Zhuo Xingping, direktur Institute Agama-Agama Dunia di Akademi Ilmu Sosial Cina di Beijing, dan Agostino Giovagnoli, profesor sejarah di Universitas Katolik di Milan, masing-masing mempresentasikan makalah tentang Agama-Agama dan Dunia Modern serta Agama-Agama di Abad ke-20.

Peserta lain juga membawakan makalah tentang tema itu seperti Agama-Agama di Cina, Agama katolik Kontemporer, dan Agama Katolik di Cina Abad ke-20.

Pastor Lazzaroto membawakan malah tentang Tarekat-Tarekat Religius. Dia mengatakan kepada UCA News bahwa topik itu mungkin nampak sebagai suatu masalah internal Gereja, namun menurutnya, topik itu penting untuk disoroti karena “Gereja di Cina sekarang ini merupakan hasil karya tarekat-tarekat religius.”

Para misionaris tiba di Cina sejak zaman Dinasti Tang (618-907) dan para imam Fransiskan datang pada zaman Dinasti Yuan (1279-1368), katanya. “Li Madou juga berasal dari sebuah tarekat religius.”

Sementara ada orang yang menuduh para misionaris asing itu bersekutu dengan para penguasa kolonial yang mengeksploitasi rakyat Cina setempat, para misionaris juga “melakukan banyak hal baik,” katanya.

Imam itu berharap bahwa pemerintah Cina akan mengijinkan tarekat-tarekat religius internasional untuk memasuki Cina. Dia melihat bahwa semua suster dan pastor di Cina berasal dari tarekat-tarekat lokal.

Tarekat-tarekat religius dari luar Cina tidak diijinkan membentuk komunitas di Cina daratan, walaupun para misionaris berusaha mendapatkan ijin masuk sebagai individu-individu untuk belajar, mengajar, atau melakukan pelayanan-pelayanan lain di sana.

Pastor Lazzaroto mengatakan, dia yakin bahwa pertukaran ilmiah, seperti konferensi yang baru dilakukan itu, bisa meningkatkan dialog. Dia mencatat bahwa para intelektual Cina, walaupun mereka sendiri bukan pembuat keputusan negara, dapat mempengaruhi para pemimpin komunis untuk memahami agama-agama dengan lebih baik.

Dia merujuk pada revisi konstitusi 2007 yang disetujui oleh Kongres Nasional Partai Komunis Cina ke-17. Dalam revisi itu, pemerintah memasukkan kata “agama” untuk pertama kalinya, dan ini merupakan suatu tanda positif.

Konferensi tentang Agama-Agama dalam Dunia Kontemporer yang baru dilakukan dalam bahasa Italia dan bahasa Cina itu diadakan di Hotel Jianguo Garden di Beijing.

Institute Agama-Agama Dunia, Universitas Macerata, dan Universitas Katolik Milan bersama-sama menyelenggarakan konferensi itu.

Pastor Lazzaroto berbicara dengan UCA News di Hong Kong setelah sepekan berada di Cina daratan.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi