UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – Koperasi Gereja Bantu Keluarga Suku Kamoro Mengelola Uang

Mei 22, 2009

TIMIKA, Papua (UCAN) — Paula Parayawe kini bisa memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari dan bahkan menabung uang melalui koperasi yang dikelola seorang suster Putri Renha Rosari (PRR).

Koperasi itu membantu para nelayan lokal menjual ikan sedangkan Suster Maria Yulita PRR, dengan dibantu oleh lima awam Katolik, juga memberikan bimbingan tentang cara mengelola uang.

Parayawe menceritakan bahwa suaminya “dulu sering mengambil uang untuk membeli minuman keras,” namun kini kebiasaan itu tidak dilakukannya lagi.

“Kami sudah bisa menggunakan uang dari hasil menjual ikan dengan baik berkat bantuan Suster Yulita yang sehari-hari mendampingi kami melalui koperasi Maria Bintang Laut,” kata wanita itu pada 14 Mei. ”Kami bisa membeli perabot rumah tangga sehari-hari dan sisanya menabung di bank untuk biaya sekolah anak-anak kami di kemudian hari.”

Perempuan berusia 35 tahun itu, Hermanus Atoka suaminya, dan enam anak mereka tinggal di Nayaro, sebuah desa di kabupaten Mimika. Mereka merupakan anggota suku Kamoro, yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Sekitar 90 persen penduduk desa itu adalah Katolik.

Keluarga itu mendapat penghasilan tambahan dengan berjualan pisang hasil dari kebun mereka di pasar. Mereka dapat memperoleh total penghasilan sekitar 1,8 juta rupiah per bulan.

Mereka bergabung dengan Koperasi Maria Bintang Laut pada November lalu. Sekarang, mereka memiliki uang lebih dari 10 juta rupiah di bank, dan bahkan telah merenovasi rumah mereka dan membeli sejumlah perabot rumah tangga.

Parayawe dan Atoka, 45, merupakan dua di antara 166 nelayan Kamoro dan ibu rumah tangga yang bergabung dengan koperasi yang berbasis di Timika, ibu kota kabupaten. Koperasi itu dimulai pada Juni 2006.

“Para nelayan setempat mengalami kesulitan memasarkan hasil tangkapan mereka sehingga banyak ikan membusuk dan dibuang. Harga ikan sangat rendah karena selalu dipermainkan oleh para tengkulak,” jelas Suster Yulita.

Uskup Timika Mgr John Philip Saklil mempunyai ide untuk mendirikan koperasi untuk mengatasi situasi ini, dan meminta bantuan dari sebuah perusahaan tambang lokal.

“Selain mendampingi para nelayan, mereka juga mendampinggi keluarga agar dapat mengelola uang dari hasil tangkapan ikan dan uang yang terima digunakan untuk kesejahteraan keluarga-keluarga  mereka,” kata Suster Yulita.

Koperasi itu membeli ikan hasil tangkapan orang Kamoro dan kemudian menjualnya kepada penduduk lokal dan berbagai rumah makan. Koperasi itu juga membayar para nelayan dan menyediakan dua truk dan dua bus, jala, perahu motor dan kotak es.

“Dengan menjadi anggota koperasi, mereka semakin rajin bekerja dan tidak bergantung pada belaskasihan alam,” kata Suster Yulita. Kalau dulu mereka sering mengkonsumsi apa yang diberikan alam pada hari itu, ”kini mereka mengolah alam demi masa depan mereka.”

Uskup Saklil menceritakan bahwa nelayan Kamoro bekerja dan menangkap ikan namun mereka tidak mampu meningkatkan situasi ekonomi keluarga mereka. Itu membuatnya ingin berbuat sesuatu untuk membantu mereka.

“Untuk itu, kami membentuk koperasi Maria Bintang Laut,” katanya.

Masyarakat Komoro menyadari bahwa mereka mempunyai sumberdaya alam yang berlimpah, yang bisa mereka gunakan untuk meningkatkan kehidupan mereka, tambahnya.

Longginus Powai, seorang anggota koperasi, mengatakan program itu “benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat Kamoro yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.”  Awam Katolik itu mengatakan ia berterima kasih kepada Gereja karena telah mendirikan koperasi itu.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi