UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

THAILAND – Orang Muda Katolik Hilangkan Perasaan Takut terhadap Kaum Muslim

Mei 26, 2009

CHONBURI, Thailand (UCAN) — Orang muda Katolik mengatakan mereka mengatasi rasa takut terhadap kaum Muslim setelah berbicara dan ikut terlibat dalam berbagai kegiatan bersama kaum Muslim dalam suatu perkemahan lintas agama.

“Unity of Youth Camp Project” (Proyek Perkemahan Persatuan Orang Muda) selama tiga hari yang dikelola pemerintah itu diadakan awal bulan ini di kampus Universitas Thammasat di Pattaya. Perkemahan itu diikuti oleh 240 orang muda Katolik, Protestan, Buddha, serta Muslim.

Banyak warga Thailand yang berpenduduk mayoritas Buddha itu mencurigai kaum Muslim setelah terjadi kekerasan separatis di propinsi-propinsi di bagian selatan — Narathiwat, Pattani, dan Yala – yang mayoritas Muslim.

Lebih dari 3.300 orang meninggal sejak awal tahun 2004, ketika mulai terjadi pergolakan penuh kekerasan, demikian seorang pembicara dari Thai Army (tentara Thailand).

Thanakit Kongkarnchanopart, 23, satu dari 18 orang muda Katolik yang menghadiri acara pertengahan Mei itu mengatakan, ia sering merasa takut terhadap warga Muslim. “Ketika kaum Muslim terlintas dalam benak saya, pikiran yang muncul adalah betapa keras mereka itu,” katanya.

Setelah mengikuti sejumlah kegiatan bersama kaum Muslim dan Buddha, pandangannya segera berubah. “Mereka seperti saudara bagi saya — sangat bersahabat. Setelah berbagi sejumlah pengalaman, termasuk berbicara tentang kerja sama dan agama kami masing-masing, kini saya pahami mereka dengan lebih baik,” katanya.

Thanakit mengatakan, ia berkontak dan chatting dengan teman-teman Muslim dan Buddha yang baru melalui MSN dan e-mail hampir setiap hari, “saya menemukan bahwa kita lebih serupa ketimbang berbeda,” katanya.

Ketakutan Juthamas Vimolsrinarachai juga lenyap. Gadis Katolik berusia 16 tahun dari Propinsi Nakhon Ratchasima mengatakan, “Sebelum mengikuti acara ini, saya takut sekali untuk berbicara dengan orang Islam.”

Namun, selama perkemahan itu, ada seorang gadis Muslim yang lebih dulu mengambil insiatif membuka percakapan dengannya. Menurut Juthamas, gadis Muslim itu menanyakannya tentang agamanya dan makna salib. Juthamas, sebaliknya, menanyakannya tentang jilbab yang dipakai lawan bicaranya.

“Kami beda agama dan beda busana, tapi tetap manusia,” kata Juthamas.

Pengalaman orang muda Katolik ini justru menjadi penegasan dari perkemahan kaum muda yang diselenggarakan setiap tahun oleh Departemen Agama sejak 2005 itu.

Berbicara pada acara itu, direktur jenderal departemen agama, Sod Daeng-ead, mengatakan bahwa proyek perkemahan itu menunjukkan kepada orang dewasa bahwa orang muda, dari latar belakang manapun, dapat mewujudkan perdamaian dan cinta di antara mereka sendiri.

“Justru orang muda inilah yang menjadi model peran bagi orang dewasa,” katanya.

Pastor Kriangkrai Yingyong, yang mewakili Konferensi Waligereja Thailand, merangkum semua itu ketika menyampaikan sambutannya dalam pertemuan itu.

“Generasi muda adalah harapan dunia. Meskipun agama kita berbeda, kita masih bisa saling mengasihi.”

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi