UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Lakukanlah apa yang dikotbahkan

Pebruari 23, 2011

Lakukanlah apa yang dikotbahkan

Pastor John Murray OSA

Santo Agustinus dari Hippo adalah uskup, teolog, dan filsuf. Ia terkenal karena tulisan-tulisan inovatifnya seperti City of God dan dikenang atas sejumlah pernyataannya sering dikutip tentang perempuan.

Sesuatu yang kurang diketahui dari santo ini adalah semangatnya untuk membantu orang miskin. Selain menyentuh kehidupan orang lemah dan menderita yang ditemui dalam hidupnya, dia juga berperan resmi yang jauh lebih penting yaitu sebagai penasehat kaisar, dalam memastikan bahwa negara melakukan sesuatu untuk kebaikan warganya yang paling miskin dan rentan.

Sementara keadilan akan menjangkau orang-orang yang diperlakukan tidak adil di dunia dan akan memberikan mereka “mandiri dan bukan hanya bergantung pada orang lain,” keadilan juga menyangkut sesuatu yang lebih dari itu. Keadilam juga membuat kita mampu melihat diri kita sendiri, diri yang selalu mengatakan kepada kita untuk bertindak adil, dan menilai bagaimana siapa kita sesungguhnya. Karena bagaimana kita bisa bertindak sebagai pembangun suatu dunia hanya adil kalau kita belum adil terhadap diri kita sendiri?

Sebagaimana kita dari Gereja dipanggil untuk bertindak adil di dunia, kita juga dipanggil untuk bekerja demi keadilan di dalam Gereja yang sangat kita cintai, jika tidak maka kita hanya biarkan diri kita terbuka untuk didakwa bahwa kita tidak mempraktekkan apa yang kita wartakan.

Dengan senantiasa mengingat pikiran-pikiran tersebut, mari kita lihat berbagai berita tentang perlakuan terhadap Dr. Lesley-Anne Knight, sekjen Caritas International sekarang ini, yang, menurut surat kabar Katolik Inggris The Tablet, telah diblokir untuk dipilih kembali.

“Para pejabat Departemen Luar Negeri Vatikan telah bertemu dengan delegasi Caritas International.…. dan hanya memberikan pertanggungan jawab verbal mengapa Vatikan menolak pencalonan kembali Dr. Knight,” demikian informasi yang kita peroleh.

Namun surat yang dikirim oleh Kardinal Rodriguez, ketua Caritas International, ke Caritas Confederation yang berurusan dengan hal ini, tidak juga menyebutkan apa alasannya, sehingga membiarkan orang menarik kesimpulan sendiri seperti mengapa Vatikan mengambil sikap ini dan tetap merahasiakan alasannya, sekalipun banyak rali digelar untuk mendukung Dr. Knight, yang memuji pelayanan perempuan ini bagi orang miskin.

Karena ada keinginan besar akan keterbukaan, saya harus mengatakan bahwa melalui peran saya dalam Gereja di Thailand, saya memiliki kesempatan untuk bertemu Lesley-Anne dan selalu menemukannya dirinya sebagai seorang pekerja keras, mampu, dan seorang wanita beriman yang berkomitmen kuat.

Jadi apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa kasus ini menjadi sedemikian rahasia seperti rahasia kain kafan? Mengapa tentang hal ini Vatikan bersikeras untuk tidak transparan?

Paling tidak, transparansi akan memungkinkan adanya dialog dan pemahaman dan, mungkin, memberi peluang lebih besar akan sejumlah resolusi damai.

Salah satu prinsip agung doktrin Kesataraan Inggris adalah bahwa setiap orang berhak atas standar keadilan minimal dalam suatu sengketa. Inti doktrin tersebut adalah aturan keadilan kodrati. Yang paling penting dalam doktri ini adalah hak untuk didengar – yang setiap pihak terkait harus diberi kesempatan untuk menjawab tuduhan yang dibuat oleh pihak lain.

Jika ini cukup bagus untuk sebuah negara sekuler, mengapa tidak bagi Gereja?

Sama seperti Kaisar Romawi butuh hati nuraninya terdengar dan terlihat, sejauh menyangkut tindakan demi keadilan, maka mungkin Gereja dewasa ini perlu memiliki hatinurani yang serupa.

Saya tidak menganggap bahwa saya memiliki hati nurani seperti itu, tetapi sebagai seorang anggota Gereja, saya sungguh yakin bahwa isu ini harus dibuka ke tubuh Gereja yaitu umat beriman – sejuah sebagai bahan untuk senantiasa diingat bahwa Gereja sendiri perlu adil dalam caranya dan prakteknya. Keadilan dalam Gereja membantu Gereja untuk membawa keadilan bagi mereka di luar Gereja.

Pastor John Murray adalah seorang imam Agustinian yang berkarya  bagi Caritas Thailand

ucanews.com

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi