Umat Muslim di wilayah Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan acara buka puasa bersama dengan seluruh tokoh adat dan Pemerintah Kabupaten itu.

Acara itu diawali dengan kepok (prosesi penerimaan tamu dalam adat Manggarai) oleh salah seorang tokoh adat, dilanjutkan dengan doa buka puasa oleh seorang muslimah.

Usai berbuka dan santap malam bersama, Ketua Majelis Ulama Manggarai, H. Maroleh dalam sambutanya mengatakan, umat Muslim di Kabupaten Manggarai, khususnya di wilayah Ruteng merasa nyaman berada di Manggarai.

“Harus diakui bahwa umat Muslim di Manggarai, khususnya yang ada di wilayah Ruteng, benar-benar diterima oleh kelompok non-Muslim”, ungkapnya seperti dilansir theindonesianway.com.

Meskipun Manggarai mayoritas Katolik, lanjutnya, namun umat Muslim merasa diterima dan diperlakukan secara adil.

“Hingga saat ini tidak ada gangguan dari pihak manapun selama proses ibadah puasa tahun ini,” tambahnya.

Wakil Bupati Manggarai Kamelus Deno dalam sambutannya menegaskan pentingnya membangun silahturahmi dan solidaritas di kalangan umat beragama demi memperkokoh pluralisme yang saat ini sering dinodai oleh persoalan bernuansa SARA.

“Prinsip utama dari masyarakat majemuk adalah mayoritas berkewajiban untuk memperlakukan minoritas seadil-adilnya. Mereka harus sejalan”, katanya.

Ia menambahkan, “Saya berharap, ini tidak sekedar menjadi momen makan bersama belaka. Ia harus dilandasi semangat dan nilai solidaritas yang tinggi untuk saling menghormati dan melestarikan pluralisme agama Indonesia”.

Deno berharap, buka puasa bersama dapat menjadi fondasi yang kokoh dalam menghayati persaudaraan sejati antarumat beragama.