UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Paus: Tahun Baru, kesempatan untuk membangun persaudaraan dan rekonsiliasi

Januari 3, 2017

Paus: Tahun Baru, kesempatan untuk membangun persaudaraan dan rekonsiliasi

 

Apakah 2017 akan menjadi tahun yang baik atau tidak, ini tergantung pada kita memilih untuk berbuat baik setiap hari, kata Paus Fransiskus seperti dilansir Catholic News Service.

“Adalah bagaimana seseorang membangun perdamaian, dengan mengatakan ‘tidak’ untuk kebencian dan kekerasan, dan ‘ya’ untuk persaudaraan dan rekonsiliasi,” katanya, 1 Januari, di mana Gereja memperingati Hari Raya SP Maria Bunda Allah dan Hari Perdamaian Dunia.

Berbicara kepada 50.000 peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk doa Angelus pertama tahun 2017, Bapa Suci menyampaikan pesan Hari Perdamaian Internasional di mana ia meminta orang-orang untuk mengadopsi “model” non-kekerasan untuk membangun perdamaian.

Terkait serangan brutal terorisme di Istanbul, Paus mempersembahkan doa-doanya untuk seluruh bangsa Turki serta mereka yang luka-luka dan tewas. Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan pada saat perayaan Tahun Baru di sebuah klub malam pada 1 Januari dini hari, menewaskan 39 orang dan melukai 70 lainnya.

“Saya memohon Tuhan mendukung semua orang yang berkehendak baik yang dengan berani menyingsingkan lengan baju mereka untuk menghadapi momok terorisme dan noda darah ini yang menyelimuti dunia dengan bayangan ketakutan dan kebingungan,” katanya.

Paus juga berbicara tentang bagaimana kelembutan, harapan dan pengorbanan diri seorang ibu adalah “obat mujarab” untuk mengalahkan keegoisan, ketidakpedulian dan “kurangnya keterbukaan” di dunia saat ini.

Paus mengatakan ia belajar banyak tentang cinta tanpa syarat, harapan dan kerinduan dari para ibu dengan tiada henti merangkul, mendukung dan berjuang untuk apa yang terbaik untuk anak-anak mereka.

“Kurangnya kontak fisik, bukan via dunia maya yang membuat kita kehilangan kemampuan untuk kelembutan, dan kasih sayang, serta membuat kita lupa pentingnya bermain, bernyanyi, tersenyum, istirahat, berterima kasih.”

Mengingat bahwa Yesus menyerahkan ibunya kepada kita “membuat kita tersenyum sekali lagi karena kita menyadari bahwa kita adalah manusia, bahwa kita adalah milik-Nya” dan bisa tumbuh, bahwa kita bukan obyek hanya sekadar untuk “mengkonsumsi dan dikonsumsi,” bahwa kita bukan “barang dagangan” yang akan dipertukarkan.

Bunda Maria menunjukkan kerendahan hati dan kelembutan, tidak lemah, tapi tetap tegar, katanya.

Baca selengkapnya: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi