UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Tidak ada perdamaian di Kashmir, bahkan selama Ramadan

Juni 21, 2017

Tidak ada perdamaian di Kashmir, bahkan selama Ramadan

Perempuan menangis saat pemakaman polisi yang terbunuh di desanya Budgam di negara bagian Jammu dan Kashmir 16 Juni.

Kekerasan terus berlanjut di Jammu dan Kashmir, negara bagian mayoritas Muslim di India. Bentrokan bersenjata antara militan Islam dan pasukan pemerintah terus berlangsung bahkan selama bulan suci Ramadan.

Sebelas orang terbunuh akhir pekan ini. Enam polisi tewas setelah sebuah kelompok militan Islam menyergap kendaraan mereka di daerah Anantnag. Tiga militan dan dua warga sipil juga terbunuh dalam baku tembak di seluruh wilayah tersebut.

Bulan Ramadan, yang tahun ini dimulai pada tanggal 26 Mei, dianggap oleh umat Islam sebagai bulan suci di mana mereka tidak makanan atau minum dari pagi sampai sore sebagai latihan pemurnian spiritual.

Namun, Ramadan tidak menghentikan kekerasan di wilayah itu, di mana gerilyawan Islam memulai perjuangan bersenjata sekitar tiga dekade yang lalu melawan pemerintah India. Sejauh ini, pada Ramadhan tahun ini, setidaknya 16 orang tewas akibat kekerasan tersebut.

Sementara beberapa kelompok menginginkan kebebasan dari India, yang lain ingin bergabung dengan negara tetangga Pakistan, sebuah negara Islam.

Kashmir telah terbagi antara Pakistan dan India sejak akhir pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1947 namun keduanya mengklaim seluruh wilayah tersebut.

Ramadan dimulai dengan kematian seorang warga sipil yang memprotes pembunuhan seorang militan Sabzar Bhat dalam pertempuran senjata dengan tentara sehari sebelumnya.

Segera setelah pihak berwenang memberlakukan jam malam, menghentikan layanan internet selama berhari-hari dan melarang Masjid Agung untuk sholat.

Pada tanggal 14 Juni, militan melakukan serangkaian serangan terhadap pasukan pemerintah di lokasi yang berbeda, menyebabkan 13 personil keamanan terluka dalam rentang waktu empat jam.

Warga setempat telah turun ke jalan untuk memprotes serangan militan dan serangan tentara terhadap mereka di desa-desa. Di beberapa desa, pemuda melemparkan batu ke pasukan pemerintah untuk menghentikan penjagaan dan membantu militan melarikan diri.

Menentang jam malam, ribuan orang menghadiri upacara penghormatan terakhir anggota militan Junaid Matoo, yang dibunuh pada saat tentara 16 Juni di kota asalnya Kulgam.

Mirwiaz Umar Farooq, pemimpin ulama Kashmir dan pemimpin separatis mengatakan bahwa ketegangan semacam itu selama bulan suci Muslim tidak pernah terjadi. “Berapa lama pemerintah India menolak menerima kenyataan dan mengakui wilayah Kashmir?” Mirwaiz bertanya.

Di Wilayah Kashmir telah terjadi serangkaian pembunuhan dan demonstrasi setelah pemimpin militan Burhan Wani dibunuh oleh tentara pada 8 Juli tahun lalu.

Berita terkait: No peace in Kashmir even during Ramadan

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi