UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Rencana Kunjungan Paus Fransiskus Disambut Antusias Warga Bangladesh

Agustus 31, 2017

Rencana Kunjungan Paus Fransiskus Disambut Antusias Warga Bangladesh

Kardinal Patrick D'Rozario dari Dhaka (tengah) berbicara kepada media 28/8/2017 untuk mengumumkan kunjungan Paus Fransiskus ke Bangladesh 30 Nov. - 2 Des.

Masyarakat Bangladesh dari berbagai agama telah mengungkapkan kegembiraan mereka atas kunjungan Paus Fransiskus ke negara berpenduduk mayoritas Muslim pada akhir November mendatang.

Paus Fransiskus juga akan mengunjungi negara tetangga Myanmar.

“Menyambut undangan dari masing-masing kepala negara dan uskup, Yang Mulia Paus Fransiskus  akan melakukan Kunjungan Apostolik ke Myanmar dari tanggal 27-30 November, mengunjungi kota Yangon dan Nay Pyi Taw, dan ke Bangladesh dari tanggal 30 November sampai  2 Desember, mengunjungi kota Dhaka,”Demikian pernyataan yang dirilis oleh Vatikan.

Kardinal Patrick D’Rozario dari Dhaka, memberi penjelasan singkat tentang kunjungan nuncio Vatikan ke Uskup Agung Bangladesh George Kocherry.

Moto kunjungan “Harmony and Peace” diresmikan dan sebuah situs baru diluncurkan (www.popebd.info).

Logo resminya memuat merpati atau “burung perdamaian” dan shapla (bunga bakung air), bunga nasional.

Burung tersebut melambangkan Paus Fransiskus, yang hadir sebagai “duta keharmonisan dan kedamaian di negeri ini dan semangat kebebasannya,” kata pernyataan Vatikan.

Kardinal D’Rozario menggambarkan kunjungan paus sebagai “ziarah” ke jantung masyarakat Bangladesh.

“Bangladesh sebagai sebuah negara dan gereja lokal kecil bergembira dan bersyukur,” katanya.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Paus Fransiskus atas ucapan tulusnya kepada kami karena mengungkapkan rasa cinta yang dalam kepada kami, karena telah menghormati kami dan memberi kami prioritas.”

Sunil Pereira, 70, seorang pekerja media Katolik, menggambarkan perjalanan yang akan datang sebagai langkah yang menggembirakan bagi gereja, terutama bagi kaum muda Katolik.

Kehadiran Paus akan memiliki dampak revolusioner terhadap iman umat Katolik setempat, juga orang-orang Kristen lainnya, dan mengangkat profil gereja.

William Proloy Samaddar, wakil presiden gereja Baptis Bangladesh, mengatakan bahwa kedatangan paus akan menjadi penghormatan bagi rakyat negeri ini.

Ia berharap Paus Fransiskus bisa menumbuhkan kerukunan di antara masyarakat dan mempersempit berbagai perbedaan.

Maolana Iqbal Yusuf, sekretaris Pusat Penelitian Sufisme dan Kesejahteraan Manusia di Dhaka, mengucapkan terima kasih kepada Paus Fransiskus karena telah memilih untuk datang ke Bangladesh.

“Sebagai seorang ulama Muslim, saya dengan sepenuh hati menyambut Paus Fransiskus ke Bangladesh, karena upayanya dalam membangun perdamaian dan penyebaran cinta di seluruh dunia luar biasa,” katanya.

Subrato Chowdhury, seorang pemimpin Hindu, juga menyampaikan sambutannya.

“Meskipun menjadi negara berpenduduk mayoritas Muslim, Bangladesh adalah negara yang memiliki toleransi dan harmoni, dan inilah yang saya pikir mendorong Paus Fransiskus untuk memilih negara ini untuk dikunjungi,” katanya.

“Saya yakin kunjungannya tidak hanya akan menguatkan komunitas Kristen, tapi juga memperkuat harmoni antaragama.”

Bangladesh adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak keempat di dunia.

Sekitar 90 persen dari 160 juta penduduk adalah Muslim, sekitar 8 persen Hindu dan sisanya penganut agama Buddha, Kristen dan agama lainnya. Ada sekitar 600.000 orang Kristen dengan mayoritas, 350.000, menjadi orang Katolik.

Terlepas dari ketidakstabilan politik dan peningkatan militansi Islam, Bangladesh dianggap sebagai benteng toleransi dan harmoni religius setelah perang kemerdekaan melawan Pakistan Islam pada 1971.

Vatikan adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Bangladesh.

Setelah badai yang menghancurkan, Paus Paulus VI secara singkat mengunjungi Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) pada tanggal 26 November 1970 untuk menyampaikan simpati kepada para korban dalam perjalanannya ke Manila  Filipina. Paus Yohanes Paulus II mengunjungi negara itu pada 19 November 1986.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi