UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Duterte Ancam Pekerja Transportasi Dengan Peluru Karet

Desember 14, 2017

Duterte Ancam Pekerja Transportasi Dengan Peluru Karet

Para pendemo berbaring di perempatan yang padat lalu lintas di Manila saat unjuk rasa digelar untuk menentang rencana penggantian kendaraan umum di ibukota negara Filipina (Foto: Maria Tan)

Para pekerja transportasi yang menentang rencana proyek “jeepney” yang menjadi ikon negara Filipina akan menghadapi peluru karet, kata Presiden Rodrigo Duterte.

Ia menantang sejumlah kelompok pekerja transportasi yang akan kembali melakukan unjuk rasa. Kelompok ini telah membuat lumpuh aktivitas di ibukota Manila dengan aksi unjuk rasa yang mereka gelar dua bulan lalu.

“Coba saja,” katanya. “Silakan. Saya sedang mempersiapkan tentara dan polisi untuk membeli peluru karet.”

“Saya tidak peduli jika kita menghadapi kerusuhan. Itu yang saya suka. Saya berkembang dengan sangat baik dalam situasi seperti ini,” lanjutnya.

Presiden Duterte telah mengumumkan bahwa ia ingin agar sekitar 70.000 jeepney tua di ibukota tidak lagi beroperasi mulai Januari tahun depan.

Jeepney merupakan sarana transportasi umum di Filipina. Jeepney dikenal dengan dekorasi warna-warninya dan menjadi simbol populer akan budaya negara itu.

Pemerintahan Presiden Duterte telah menawarkan “jeepney” baru dengan harga satuan 28.000 dolar AS kepada setiap sopir. Setiap sopir akan mendapat subsidi 1.600 dolar AS sebagai uang muka.

Namun sejumlah kritisi mengatakan biaya pembelian itu jauh melampaui kemampuan para sopir atau mereka yang menyewa kendaran umum itu.

Para sopir harus membayar sekitar 16 dolar AS setiap hari selama tujuh tahun.

Studi yang dilakukan oleh Yayasan Ibon menyebutkan bahwa sebagian besar pekerja transportasi berpenghasilan hanya sekitar 10-13 dolar AS setiap hari.

Dengan program transportasi baru untuk ibukota tersebut, sejumlah jeepney baru hanya akan memadati sisi jalanan ibukota.

Senator Grace Poe dari partai oposisi mengingatkan bahwa program itu akan berjalan tidak baik jika diterapkan terlalu cepat.

Dikatakan, pemerintah membutuhkan 9 miliar dolar AS untuk mengganti 270.000 jeepney yang saat ini beroperasi di seluruh negara itu.

Untuk subsidi saja pemerintah membutuhkan 45,2 juta dolar AS, lanjut ketua Komite Layanan Publik dari Senat itu.

Menurutnya, hanya ada sedikit orang yang menerima tawaran pemerintah karena skemanya yang rumit. Aplikasi dan registrasi pinjaman saja butuh waktu berbulan-bulan.

Uskup San Carlos Mgr Gerarda Alminaza, ketua Solidaritas Pekerja Gereja, mengatakan orang miskin seharusnya tidak menanggung biaya modernisasi pemerintah.

“Pemerintah seharusnya menjamin bahwa sektor buruh tidak akan dirugikan oleh langkah apa pun yang diadopsi pemerintah,” kata prelatus itu.

“Apakah ada jaring pengaman bagi sejumlah sektor yang sangat terdampak oleh program itu?” tanyanya.

Namun, Presiden Duterte mempertahankan keputusannya. Ia bahkan menyalahkan para sopir kendaraan umum karena menyebarkan polusi di ibukota.

“Kita sungguh sedang dibunuh setiap hari, perlahan-lahan,” katanya. “Anda bisa lihat, (polusi) menyelimuti kota ini: asap, karbondioksida dan semuanya.”

Manila merupakan satu dari sejumlah kota besar padat penduduk di dunia. Saat siang hari, jumlah penduduk ibukota ini mencapai 15 juta orang. Sekitar sembilan juta orang menggunakan transportasi umum untuk berangkat bekerja.

Direktur Eksekutif Yayasan Ibon Sonny Africa mengatakan hingga 80 persen polusi di Manila berasal dari kendaraan umum termasuk jeepney tua.

Namun, ia mengatakan jumlah jeepney jauh di bawah jumlah kendaraan pribadi yang diperkirakan mencapai satu juta yang menghiasi ibukota setiap hari.

“Patut dipuji jika tujuannya untuk mengurangi emisi dan menciptakan sarana transportasi umum yang lebih efisien, tapi Anda tidak seharusnya membuat orang miskin membayar pengabaian pemerintah selama beberapa dekade,” katanya.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi