UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Rumah Sakit Misi Katolik, Sejumlah Biarawati Diserang di India

Maret 13, 2018

Rumah Sakit Misi Katolik, Sejumlah Biarawati Diserang di India

Sejumlah aktivis Hindu diduga membangun sebuah pagar yang memblokade pintu masuk instalasi gawat darurat di RS Misi Pushpa di Ujjain setelah menghancurkan dinding rumah sakit pada Senin (12/3).

Sejumlah aktivis Hindu diduga merusak dinding sebuah rumah sakit misi Katolik dan menganiaya staf termasuk beberapa biarawati dalam insiden yang terjadi baru-baru ini di Negara Bagian Madhya Pradesh. Negara bagian ini dianggap sebagai tempat bersemainya kekerasan anti-Kristen di India bagian tengah.

Dengan bantuan sebuah buldoser, sekitar 60 orang menghancurkan dinding pembatas Rumah Sakit (RS) Misi Pushpa yang sudah berusia 44 tahun di Kota Ujjain pada Senin (12/3).

Mereka memblokade pintu masuk instalasi gawat darurat dan merusak peralatan termasuk generator.

Rumah sakit menghadapi masalah sejak Januari setelah Gagan Singh, asisten pribadi seorang anggota parlemen setempat, mengklaim memiliki lahan yang masih dalam sengketa, kata Direktur RS Misi Pushpa Pastor Anthony Pulickamandapam.

Ia mengatakan kepada ucanews.com bahwa lahan di depan rumah sakit diberikan kepada rumah sakit oleh sebuah lembaga sipil setempat untuk digunakan sebagai area parkir dan untuk dijadikan area hijau.

Perselisihan masuk ke pengadilan setelah anggota Partai Bharatiya Janata (BJP, Bharatiya Janata Party), sebuah partai pro-Hindu yang memimpin pemerintah negara bagian, berusaha mengambil-alih lahan itu pada 27 Januari dan menuduh Gereja menempati lahan itu secara ilegal.

Rumah sakit mendapat perintah untuk menjaga status quo dari Pengadilan Tinggi Madhya Pradesh pada 2 Februari hingga persidangan berikutnya. Namun pengadilan menyerahkan kasus itu kepada sebuah pengadilan negeri agar kasus itu bisa diselidiki oleh polisi dan bisa disidangkan.

Pada Kamis (8/3), pengadilan negeri tersebut mengatakan kasus dan penyelidikan terhadap kasus itu berjalan lancar sehingga perintah untuk menjaga status quo tidak diperlukan lagi, kata Uskup Ujjain Mgr Sebastian Vadakkel kepada ucanews.com.

Serangan itu terjadi dua hari setelah para pejabat Gereja kembali meminta perintah untuk menjaga status quo.

Pastor Pulickamandapam mengatakan para penyerang datang dengan membawa sebuah buldoser dan senjata tajam. Mereka merusak dinding pembatas rumah sakit dan membangun pagar serta mendirikan toko tenda untuk mengklaim lahan itu.

“Staf kami termasuk sejumlah biarawati yang berusaha mempertahankan garis depan dianiaya dan dipaksa pergi demi keamanan,” katanya kepada ucanews.com.

“Mereka juga merusak generator dan memutus suplai air sehingga nyawa sekitar 200 pasien termasuk 12 pasien di ruang perawatan intensif berada dalam bahaya,” lanjutnya.

Uskup Vadakkel mengatakan staf rumah sakit terkejut oleh sikap diam polisi.

Kantor polisi setempat dan pejabat senior lainnya tidak mau menanggapi panggilan bantuan. “Bahkan perawat kami yang mendatangi kantor polisi wanita untuk menyampaikan keluhan tidak digubris,’ katanya.

Uskup Agung Bhopal Mgr Leo Cornelio mengatakan serangan itu merupakan bagian dari “sebuah rencana sistematis untuk menimbulkan kegaduhan dan kekerasan di kalangan komunitas pecinta damai.”

Ia ingin pemerintah negara bagian agar segera menangkap para pelaku.

Sebuah delegasi Katolik yang dipimpin oleh Uskup Vadakkel bertemu Gubernur Anandiben Patel yang tengah mengunjungi kota itu dan mencari perlindungan bagi umat Kristiani dan properti mereka.

Uskup Vadakkel percaya bahwa serangan itu merupakan upaya untuk mengintimidasi orang miskin guna menjauhkan mereka dari umat Kristiani dan lembaganya.

BJP yang telah memimpin negara bagian itu selama 15 tahun setelah memenangkan pemilihan umum selama tiga kali berturut-turut akan mencari kemenangan kembali dalam pemilihan umum di negara bagian itu akhir tahun ini.

Sejumlah kelompok Hindu menunjukkan diri sebagai pelindung hak-hak umat Hindu untuk mendapatkan suara dari umat Hindu dan cara mudah untuk melakukannya adalah dengan menyerang umat Kristiani yang terdiri kurang dari satu persen dari 73 juta penduduk di negara bagian itu, demikian para pejabat Gereja.

Negara Bagian Madhya Pradesh memiliki jumlah terbesar insiden anti-Kristen di India tahun lalu, demikian laporan Persecution Relief – sebuah forum ekumene yang mencatat persekusi terhadap umat Kristiani di India. Laporan ini mencatat 52 serangan terhadap umat Kristiani pada 2017 di negara bagian itu, naik dari 28 serangan pada 2016.

Serangan meningkat sejak BJP mulai berkuasa di New Delhi pada 2014. Ada 736 laporan serangan terhadap umat Kristiani pada 2017, naik dari 348 pada 2016, demikian Persecution Relief.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi