UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Peringati Earth Hour, Filipina akan Matikan Lampu

Maret 23, 2018

Peringati Earth Hour, Filipina akan Matikan Lampu

Kincir angin di bagian timur dari ibukota Filipina. Sekitar 27 kincir angin di Propinsi Rizal di mana angin berhembus secepat 36 kilometer per jam merupakan ladang angin kedua di wilayah bagian utara negara itu. Peringatan Earth Hour tahun ini memfokuskan pelestarian dan pemanfaatan secara baik. (Foto: Jimmy Domingo)

Sejumlah paroki di Filipina akan mematikan lampu dan mengadakan pertemuan doa pada Sabtu (24/3) sebagai bagian dari peringatan Earth Hour.

Di Manila, Kardinal Luis Antonio Tagle meminta umat Katolik untuk menggunakan kesempatan itu untuk berdoa dan mendaraskan rosario supaya “kita mengijinkan Ibu Pertiwi untuk menyimpan energi dan beristirahat.”

Prelatus itu mengatakan “bagian dari peran kita sebagai murid Tuhan yang baik adalah merawat dan memanfaatkan Ibu Pertiwi dengan baik.”

Di Propinsi Negros Occidental di Filipina bagian tengah, Uskup San Carlos Mgr Gerardo Alminaza meminta umat Katolik untuk turut memperingati Earth Hour.

“Jika ini terkait dengan pelestarian rumah kita bersama, Ibu Pertiwi, setiap orang punya sesuatu untuk disumbangkan,” katanya.

Pastor Anton Pascual dari Radio Veritas 846 mengatakan selain mengikuti kegiatan itu, masyarakat hendaknya juga menyadari tentang dampak perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati.”

“Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan kebiasaan kita dalam melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam secara efektif,” katanya.

Peringatan tahunan Earth Hour dimulai di Australia dengan kegiatan mematikan lampu secara simbolis yang dipimpin oleh World Wide Fun (WWF) pada 2007.

Sejak saat itu, Earth Hour menjadi gerakan akar rumput terbesar di dunia untuk lingkungan hidup karena menggerakkan ratusan juta orang di lebih dari 7.000 kota dan 172 negara.

Tim Earth Hour di seluruh dunia menggunakan gerakan itu untuk meningkatkan dukungan dan dana untuk mengakses energi yang bisa diperbarui dan mendorong legislasi dan kebijakan yang ramah iklim.

Filipina merupakan negara pertama di Asia yang mengikuti gerakan itu pada 2008.

Kini Filipina dijuluki sebagai “Earth Hour Hero Country” karena memiliki jumlah peserta Earth Hour terbanyak sejak 2009 hingga 2013. Filipina memberi kontribusi lebih dari 1.600 dari 7.000 pusat diadakannya Earth Hour di dunia.

Tahun ini, selain berpartisipasi dalam pemadaman lampu di dunia, kelompok lingkungan hidup dunia WWF juga mengundang masyarakat untuk mengunjungi connect2earth untuk membagikan dan berbicara tentang makna alam bagi mereka.

“Alam mengalami penurunan yang mengkhawatirkan. Menghentikan kerusakannya merupakan hal yang urgen dan krusial sama seperti mengatasi perubahan iklim,” kata Marco Lambertini, direktur jenderal WWF, dalam sebuah pernyataan.

Ia mengatakan peringatan tahun ini bertujuan “untuk menyinari pentingnya keanekaragaman hayati dan alam.”

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi