UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Keuskupan Agung Manila Terima Darah Santo Paus Yohanes Paulus II

April 6, 2018

Keuskupan Agung Manila Terima Darah Santo Paus Yohanes Paulus II

Pastor Reggie Malecdem, pastor kepala Katedral Manila, memegang relikui Santo Paus Yohanes Paulus II - sebuah botol kecil berisi darah paus. (Foto: Angie de Silva)

Keuskupan Agung Manila akan menerima relikui berharga dari Santo Paus Yohanes Paulus II yakni darahnya. Relikui ini akan menjadi obyek penghormatan di ibukota Filipina itu mulai 7 April nanti.

Kardinal Stanislaw Dziwisw, mantan sekretaris Paus Yohanes Paulus II, memberi sebotol kecil darah orang kudus itu kepada keuskupan agung sebagai hadiah atas peringatan ke-60 tahun rekonstruksi Katedral Manila setelah Perang Dunia II.

“Hadiah berharga ini … sungguh merupakan sumber penghiburan dan pertolongan khususnya bagi mereka yang menderita penyakit fisik,” demikian pernyataan Katedral Manila.

Relikui selalu mendapat penghormatan dan perhatian khusus dalam Gereja Katolik karena keyakinan mereka bahwa jasad orang kudus telah menjadi sarana kesucian mereka.

“Biarlah umat yang punya intensi dan ujud khusus datang memberi penghormatan dan berdoa,” kata pernyataan itu.

Pastor Reggie Malecdem, pastor kepala Katedral Manila, mengatakan “ini merupakan sebuah kehormatan” bagi Gereja untuk bisa menerima relikui itu.

“Kami tidak menyangka bahwa Kardinal Dziwisz akan mengirim darah yang masih berupa cairan itu kepada kami,” katanya saat media briefing di Manila, Kamis (5/4).

Seorang biarawati asal Filipina yang berkarya di Polandia membawa relikui itu ke Manila pada 11 Desember 2017. Relikui ini merupakan relikui berupa cairan darah seorang orang kudus yang pertama di Filipina.

Sebelum meninggal, sejumlah dokter mengambil darah Paus Yohanes Paulus II untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan transfusi darah.

Darah itu masih berupa cairan karena bahan anti-kental yang ada dalam botol saat pengambilan darah.

Hanya ada tujuh botol kecil berisi darah milik Santo Paus Yohanes Paulus II yang disimpan di beberapa gereja di seluruh dunia.

Relikui itu diletakkan di dalam sebuah kotak yang sama persis dengan kotak yang dihadirkan saat beatifikasi dan kanonisasi Paus Yohanes Paulus II.

“Mari kita semua datang ke sini dan menyambut kehadiran Paus Yohanes Paulus II yang terkasih dan menerima berkat dan mujizat melalui perantaraan kuasanya,” kata Pastor Malecdem.

Paus Yohanes Paulus II berkarya sebagai paus sejak 1978 hingga 2005. Ia pernah merayakan Misa di Katedral Manila saat melakukan kunjungan lima hari ke Filipina pada Februari 1981.

Dua bulan kemudian, ia menyatakan katedral itu sebagai basilika kecil.

Pada Januari 1995, ia kembali mengunjungi Manila untuk parayaan Hari Orang Muda Sedunia yang dihadiri sekitar empat juta orang.

Paus Yohanes Paulus II lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, Polandia. Ia ditahbiskan imam pada 1946 dan berkarya sebagai uskup Ombi pada 1958. Pada 1964, ia berkarya sebagai uskup agung Krakow.

Ia diangkat sebagai kardinal oleh Paus Paulus VI pada 1967. Pada 1978, ia menjadi paus pertama yang bukan berasal dari Italia setelah lebih dari 400 tahun.

Ia meninggal pada usia 84 di Vatikan pada 2 April 2005. Ia dibeatifikasi pada 1 Mei 2011 oleh Paus Benediktus XVI, penggantinya.

Ia dikanonisasi pada 27 April 2014 bersama dengan Paus Yohanes XXIII.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi