UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pemimpin Depertemen Agama Cina Dipromosikan Dalam Struktur Baru

April 12, 2018

Pemimpin Depertemen Agama Cina Dipromosikan Dalam Struktur Baru

Wang Zuoan bersama Uskup Agung Taipei Kardinal Paul Shan Kuo-hsi tahun 2010, setahun setelah Wang dipromosikan menjadi direktur SARA. (Foto: ucanews.com)

Depertemen Urusan Agama (SARA) RRC secara resmi diintegrasikan ke dalam Departemen United Front Work Department (UFWD) atau  Front Persatuan, direktur lamanya, Wang Zuoan, telah secara resmi dipindahkan ke UFWD dan dipromosikan menjadi wakil direktur.

Tetapi ketika divisi agama baru  UFWD terbentuk, Wang akan mempertahankan kebijakan SARA-nya untuk mencegah kebingungan dalam berurusan dengan negara-negara lain mengenai masalah agama,  kata seorang pengamat Cina.

Beberapa orang menyarankan agar kebijakan Wang, yang statusnya setara jabatan wakil menteri,  dalam birokrasi yang sekarang terkonsolidasi untuk mengawasi agama. Di bawah struktur sebelumnya, UFWD menetapkan kebijakan agama lewat SARA, dan kemudian dilaksakan oleh SARA. Menunjuk dua  anggota partai yang lebih senior menggarisbawahi upaya pembaruan Beijing untuk mengendalikan agama, terutama apa yang disebut agama-agama Barat, Kristen dan Islam.

Reputasi Wang sebagai sutradara SARA di kalangan umat Katolik  bahwa ia keras dalam praktik keagamaan. Beberapa orang khawatir akan promosinya, bersama dengan dorongan baru  mengendalikan agama oleh pemimpin Tiongkok Xi Jinping yang telah memasukkan sejumlah besar peraturan yang lebih ketat yang mulai beroperasi pada Februari dan tindakan keras terhadap penjualan Alkitab secara online pada Paskah, tidak memberi pertanda baik bagi para pemeluk agama di RRC.

Tahun lalu ketika aturan baru seputar agama diumumkan, Wang mengatakan kepada  People’s Daily, surat kabar resmi partai, bahwa peraturan itu diperlukan karena “asing memanfaatkan agama untuk menyusup ke Cina yang makin meningkat dari hari ke hari dan pemikiran ekstremis agama  menyebar di beberapa area.”

“Pembicaran tentang agama di internet mulai berkembang pesat dan pertemuan agama ilegal di beberapa tempat terus berlanjut meskipun ada larangan,” tambahnya.

Toko online seperti Taobao dan Dandang telah dilarang menjual Alkitab dan sekarang pembelian dibatasi untuk beberapa tempat resmi yang direstui seperti Gereja.

John, seorang Katolik bawah tanah di Provinsi Hebei, mengatakan kepada ucanews.com bahwa Wang lebih militan daripada pendahulunya Ye Xiaowen, yang ia gantikan hampir sembilan tahun lalu.

“Umat Buddha Tibet, Muslim Xinjiang, dan Kristen masih terus ditekan dan salib disingkirkan. Juga, Wang patuh dan setia mengikuti kebijakan pemerintah pusat dan Presiden Xi Jinping. Inilah yang menyebabkan dia mendapat promisi  cepat,” katanya.

“Para pejabat seperti ini telah menginjak-injak kebebasan berkeyakinan kami dan sekarang berada di posisi tinggi, dengan setia menerapkan kebijakan agama yang semakin ketat.”

Menurut situs berita yang dikelola oleh partai xinhuanet.com, Wang, 59, memiliki gelar sarjana dan mulai bekerja pada September 1977 di pabrik keramik di provinsi Jiangsu.

Pada Juli 1983, Wang bergabung sebagai peneliti di United Front Work Department (UFWD). Sejak itu, dia dipromosikan secara teratur. Dia mulai bekerja di SARA segera setelah itu, termasuk bertugas di kantor pers budaya dan agama sebelum dipromosikan sebagai kepala editor, presiden divisi dan tahun 1998, wakil direktur dan akhirnya direktur  tahun 2009.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi