Sebuah kelompok minoritas Muslim di Pakistan berhenti melakukan aksi mogok makan yang sudah berlangsung selama empat hari untuk memprotes sejumlah pembunuhan setelah bertemu dengan komandan militer negara itu.
Pada Selasa (1/5) malam, Jenderal Oamar Javed Bajwa terbang ke Quetta dan bertemu beberapa perwakilan demonstran Syiah Hazara.
Hazaras melakukan aksi mogok makan di luar Klub Pers Quetta dan Dewan Legislatif Balochistan untuk memprotes apa yang digambarkan sebagai “genosida Hazara” dan menuntut komandan militer untuk secara pribadi menemui mereka dan menjanjikan keamanan.
Sekitar delapan Hazaras dan 15 umat Kristiani tewas di Quetta, ibukota Propinsi Balochistan, dalam kekerasan yang menargetkan kelompok minoritas yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah mengklaim bertanggungjawab atas berbagai serangan terhadap umat Kristiani.
“Meskipun kematian orang-orang terkasih tidak bisa digantikan oleh apa pun, orang-orang yang telah menargetkan mereka hendaknya lebih menderita,” kata Jenderal Bajwa kepada para demonstran, seperti dikutip oleh ISPR atau media dari militer Pakistan.
“Negara bertanggungjawab atas keamanan warga negaranya dan semua institusi negara prihatin. Setiap kematian termasuk dalam komunitas Hazara menjadi keprihatinan kami dan pasukan keamanan kita tengah melakukan upaya terbaik dan bersedia berkorban demi perdamaian abadi di negara ini,” katanya.
“Pada 2018 saja, ada 37 tentara yang kehilangan nyawa di Quetta. Melalui upaya bersama, kami telah mengalahkan arus terorisme. Namun banyak hal yang masih dilakukan untuk mengembalikan kekuatan dengan mengesploitasi berbagai kekuatan,” lanjutnya.
Sebelumnya, Raja Nasir Abbasi, seorang klerus Syiah, menyurati komandan militer dan meminta aksi yang jelas untuk mengatasi pembunuhan terhadap Hazaras.
Ia mengatakan teroris telah mempercepat kegiatan mereka dan “gerakan bebas mereka adalah penyebab munculnya kekhawatiran.”
Pemimpin oposisi, Imran Khan, juga mengutuk berbagai serangan terhadap komunitas kecil tersebut.
“Saya mengecam keras pembunuhan dalam komunitas Hazara yang damai itu. Ini memalukan bagi bangsa kita bahwa kita tidak bisa melindungi komunitas kecil dari warga negara kita ini,” katanya dalam cuitan di Tweeter.