UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Tuduhan “Palsu” Terhadap Imam India Terkait Perkosaan

Juni 26, 2018

Tuduhan “Palsu”  Terhadap Imam India Terkait Perkosaan

Aktivis Partai Kongres Nasional India membakar patung Ketua Menteri Jharkhand Raghubar Das pada 23 Juni dalam protes menentang pelecehan dan perkosaan berkelomok terhadap lima siswi dari sebuah sekolah di keuskupan Khunti. (Foto: AFP)

Polisi Negara Bagian Jharkhand di India  menangkap seorang imam Yesuit dengan tuduhan  bersekongkol dengan penculik dan pemerkosaan geng terhadap lima aktivis sosial, tetapi para pejabat Gereja mengatakan tuduhan itu rekayasa.

Pastor Alphonse Aind, kepala Sekolah Menengah Memorial Tengah yang dikelola Yesuit di desa Kochang daerah terpencil keuskupan Khunti, diahan pada 22 Juni, sehari setelah kasus perkosaan 19 Juni dilaporkan.

Selain imam itu, dua biarawati Ursulin dan dua guru diinterogasi pada 21 Juni. Polisi membebaskan semua kecuali pastor.

Aktivis sosial dan kedua biarawati itu adalah bagian dari tim yang mendramatisasikan  di sekolah untuk membangun  kesadaran tentang perdagangan anak perempuan atas inisiatif seorang imam, yang juga pastor paroki setempat.

Enam pria dengan sepeda motor membawa perempuan itu ke daerah hutan terdekat dan memperkosa mereka pada 19 Juni.

Polisi mengatakan mereka telah menahan dua tersangka dan mencari tersangka lain.

Lebih lanjut, Polisi mengatakan drama itu membuat marah para penyerang karena mengekspresikan sentimen terhadap Pathalgadi – sebuah gerakan di antara penduduk pribumi yang mendemarkasi tanah mereka, dengan batu-batu yang mengklaim kebebasan menolak otoritas pemerintah federal atau negara bagian.

Para penyerang ingin “mengajarkan pelajaran kepada aktivis sosial,” demikian R.K. Mallik, direktur jenderal kepolisian negara bagian, mengatakan kepada media.

Para pria bersenjata membawa mereka dan dua laki-laki ke hutan menggunakan kendaraan pastor itu. Laki-laki dipaksa  untuk duduk di dalam kendaraan sementara para wanita dibawa masuk lebih jauh ke dalam hutan, kata polisi.

Laporan media yang mengutip keterangan korban mengatakan serangan itu brutal dan penuh dendam. Para pemerkosa menyerang para wanita selama empat jam dan bahkan memaksa mereka untuk minum air kencing mereka. Mereka juga mencatat serangan pada ponsel untuk digunakan sebagai bahan pemerasan.

Para pejabat Gereja mengatakan tuduhan terhadap Pastor Aind dibuat untuk melecehkan  Gereja dan menghubungkannya dengan gerakan Pathalgadi, yang telah menciptakan masalah bagi pemerintah negara bagian itu yang dijalankan oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang pro-Hindu.

“Ada upaya  melibatkan Gereja dalam perselisihan dan mendiskreditkan layanan baik yang telah dilakukan,” kata Sekretaris Jenderal Konferensi  Waligereja India, Mgr Theodore Mascarenhas.

Imam itu “dinyatakan bersalah terlibat dalam sembilan dakwaan serius termasuk melakukan kejahatan seperti pemerkosaan dengan sengaja untuk menolak pembelaannya.”

Para pejabat Gereja menduga langkah itu bertujuan  menempatkan Gereja dan karyanya di desa-desa dengan kesan  buruk, menghubungkan warga Gereja dengan gerakan kontroversial dan memecah belah masyarakat adat di negara itu menjelang pemilu 2019.

Gerakan Pathalgadi telah tumbuh di antara masyarakat adat di negara bagian itu dan di tempat lain di India melawan langkah pemerintah yang mengambil tanah mereka secara paksa untuk pembangunan.

Pemerintah Jharkhand telah menyebut gerakan itu tidak sah dan para pemimpin BJP menuduh kelompok-kelompok Gereja mendukung gerakan semacam itu.

“Gereja Katolik tidak ada hubungannya dengan gerakan Pathalgadi,” kata Pastor Xavier Soreng, aktivis sosial di negara bagian itu, kepada ucanews.com.

Pastor Soreng mengatakan bahwa konfraternya “dituduh bersalah.” Warga  Gereja “tidak mendukung atau menentang gerakan apa pun. Kami dibuat menderita karena membantu orang miskin berdiri di atas kaki mereka,” katanya.

Dia mengatakan tim gereja sedang berusaha untuk mendapat jaminan keamanan bagi imam itu.

Penduduk asli membentuk sekitar 16 persen dari 32 juta warga  Jharkhand.  Negara memiliki sekitar satu juta orang Kristen, atau 4,3 persen dari populasi, hampir semuanya suku asli, yang hampir dua kali lipat persentase nasional.

Dari 532.000 orang di distrik Khunti, 25 persen diperkirakan orang Kristen.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi