UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Para Pemimpin Gereja Minta Pertemuan Tatap Muka Dengan Presiden Duterte

Juni 29, 2018

Para Pemimpin Gereja Minta Pertemuan Tatap Muka Dengan Presiden Duterte

Presiden Rodrigo Duterte berbicara dengan Wakil Walikota dari seluruh Filipina di Propinsi Bohol pada 28 Juni. (Foto: Kantor Komunikasi Presiden)

Presiden Filipina Rodrigo Duterte seharusnya berbicara langsung dengan para pemimpin agama di negara itu dan tidak mengirim para wakilnya, demikian menurut seorang pejabat senior Gereja.

Pastor Jerome Secillano, sekretaris eksekutif komisi urusan umum Konferensi Waligereja Filipina (KWF), mengatakan “dialog aktual” dengan presiden akan lebih baik.

Awal pekan ini, Presiden Duterte menunjuk sebuah tim beranggotakan empat orang untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Gereja guna mengakhiri perselisihan menyusul kritiknya terhadap Allah, agama Kristen dan umat Kristiani.

Imam itu mengatakan pertemuan itu seharusnya dilakukan antara Ketua KWF Uskup Agung Davao Mgr Romulo Valles dan Presiden Duterte.

Presiden Duterte yang berasal dari Kota Davao telah mengklaim bahwa prelatus itu adalah temannya dan bahkan membaptis cucu laki-lakinya.

“Itu sangat bisa dilakukan. Siapa tahu mungkin mereka siap bicara satu sama lain,” kata Pastor Secillano.

Ia mengatakan sebuah pertemuan dengan presiden akan lebih baik karena jika seorang wakil mengatakan sesuatu, (presiden) bisa dengan mudah mengubah maknanya.

“Tapi jika presiden yang mengatakan sesuatu … ia bisa dimintai pertanggungjawaban,” katanya.

Pada Kamis (28/6), Pastor Secillano bertemu Pastor Boy Saycon, seorang utusan yang ditunjuk oleh Presiden Duterte untuk berbicara dengan para uskup.

Imam itu mengatakan pertemuan itu “bukan dialog yang kita bicarakan.”

“Saya hanya ditugasi untuk mengadakan pembicaraan awal untuk memberi tanggapan kami,” kata Pastor Secillano, seraya menambahkan bahwa para uskup yang akan memutuskan siapa yang akan menjadi bagian dari pertemuan aktual ini.

Ia mengharapkan keputusan dibuat sebelum KWF memulai sidangnya pada 7 Juli.

Sementara itu, Saycon mengatakan dialog bertujuan untuk mencari “pemahaman dari Gereja” dan “toleransi” dari pernyataan Presiden Duterte.

“Ucapan (presiden) kasar,” kata Saycon.

“Karena Gereja adalah Gereja yang mengampuni, dan Allah adalah Allah yang mengampuni, ini adalah masalah yang akan kami bahas,” katanya.

Saycon mengatakan Presiden Duterte mungkin akan menghadiri dialog itu. “Kemungkinan ia akan datang sangat besar,” katanya kepada wartawan setelah bertemu Pastor Secillano.

Sebelumnya Uskup Agung Valles menyambut baik usulan dialog, seraya mengatakan hal ini “selalu baik” dan “dialog adalah saling mendengarkan.”

Kritik Presiden Duterte terhadap Allah pekan lalu memicu kecaman dari banyak pemimpin Gereja dan kelompok.

Namun juru bicara presiden Harry Roque Jr mengatakan kritik presiden itu hanya untuk menanggapi kritik yang disampaikan kepadanya oleh para pemimpin Gereja Katolik.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi