UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Vietnam Didesak   Melindungi Aktivis Katolik dari Pelaku Kriminal

Juli 8, 2018

Vietnam Didesak   Melindungi Aktivis Katolik dari Pelaku Kriminal

Para wanita bekerja di perusahaan garmen di Hanoi. (Foto: Hoang Dinh Nam/AFP)

Aktivis hak asasi manusia (HAM)   Amnesty International mendesak pemerintah Vietnam untuk menjamin keselamatan aktivis buruh yang terus mendapat teror di rumahnya.

Pada  3 Juli malam, sekelompok pria bertopeng melemparkan batu bata ke rumah Do Thi Minh Hanh, merusak bangunan dan perabotan serta barang-barang pribadi lainnya.

Hanh, seorang anggota Gerakan Lao Dong Viet, yang mengadvokasi hak-hak buruh di Vietnam, mengatakan mereka memutus aliran listrik dan menyemprotkan “asap” berbau busuk yang membuat ayahnya yang berusia 76 tahun  sakit.

Dia mengatakan ini adalah serangan keempat kepada keluarganya, di Distrik Di Linh, Provinsi Lam Dong di dataran tinggi tengah, dalam 10 hari terakhir ini.

Salah satunya dengan menggunakan sekantong bahan peledak dilemparkan ke rumah mereka tetapi gagal meledak.

Hanh, yang dicekal bepergian ke luar negeri karena alasan keamanan nasional pada 16 Mei, menelepon polisi setempat beberapa kali tetapi tidak mendapat bantuan apa pun.

Dinh Van Hai, seorang aktivis, dipukuli dengan kejam oleh empat pria bertopeng pada 27 Juni setelah ia mengunjungi Hanh dan memposting klip video yang menggambarkan adegan serangan itu. Hai mengalami patah tulang rusuk,  tangan serta bahu.

Amnesti menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk melindungi Hanh sebelum situasinya semakin memburuk.

“Ini keterlaluan bahwa polisi melepaskan tanggung jawab mereka dan membiarkan serangan ini terjadi tanpa mengambil tindakan apa pun,” kata Minar Pimple, direktur senior operasi global  Amnesty International, pada 2 Juli.

“Serangan yang terus meningkat, kemungkinan dimotivasi oleh aktivisme kalangan atas Do Thi Minh Hanh – ini tidak boleh digunakan oleh pihak berwenang sebagai alasan untuk menutup mata.”

Dia menambahkan bahwa para pembela hak asasi manusia harus dapat melaksanakan pekerjaan mereka tanpa menghadapi pelecehan atau kekerasan.

Tahun 2006, Hanh mendirikan Organisasi Serikat Pekerja Petani, sebuah serikat independen untuk mempromosikan upah  yang lebih tinggi dan meningkatkan keselamatan di tempat kerja.

Empat tahun kemudian, dia dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena “mengganggu keamanan nasional” tetapi ia tiba-tiba dibebaskan  tahun 2014.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi