UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Gereja Katolik Banglades Tetapkan Prioritas untuk Dekade Selanjutnya

September 4, 2018

Gereja Katolik Banglades Tetapkan Prioritas untuk Dekade Selanjutnya

Uskup Rajshahi Mgr Gervas Rozario, wakil ketua Konferensi Waligereja Banglades, membagikan Kitab Suci kepada peserta Lokakarya Pastoral Nasional Gereja Katolik di Dhaka pada 31 Agustus. (Foto: Stephan Uttom/ucanews.com)

Gereja Katolik di Banglades berencana mengangkat isu kesejahteraan keluarga dan kemiskinan serta perlindungan lingkungan dan kesejahteraan buruh migran sebagai prioritas pastoral untuk dekade selanjutnya.

Menurut pedoman baru itu, pendekatan semacam ini akan “memberi kesaksian” bagi Gereja di negara itu.

Sebuah “pernyataan misi” berisi 12 poin dikeluarkan pada akhir lokakarya pastoral nasional Gereja Katolik yang digelar pada 28-31 Agustus di sekretariat Konferensi Waligereja Banglades di Dhaka. Lokakarya bertema “Persekutuan: Saksi Gereja di Banglades.”

Prioritas pastoral mencakup spiritualitas persekutuan dalam kehidupan individu, keluarga dan masyarakat serta pembinaan iman, evangelisasi dan pelayanan pastoral.

Ada juga peluang pendidikan dan penanaman nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan keluarga dan pelayanan pastoral bagi komunitas marginal dan orang miskin.

Prioritas lainnya adalah pengembangan sosial-ekonomi dan kemandirian, kerukunan antaragama dan persatuan umat Kristiani serta promosi panggilan religius dan pelayanan.

Selain itu, prioritas juga menekankan perlindungan lingkungan, penyadaran hak-hak sipil dan peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan keterlibatan politik dan adopsi teknologi baru serta penggunaan media massa.

Lokakarya dihadiri oleh 200 peserta termasuk semua uskup agung dan uskup dari delapan keuskupan serta perwakilan klerus, kaum religius dan umat awam. Hadir pula sejumlah tokoh sosial dan politik dari seluruh Banglades.

Prioritas pastoral Gereja bertujuan untuk menjawab tantangan zaman, kata Uskup Agung Chittagong Mgr Moses M. Costa MSF, ketua panitia.

Prioritas yang diumumkan itu akan menjadi tuntunan bagi umat Katolik agar terlibat dalam persekutuan, lanjutnya.

Detil panduan pastoral akan dibagikan beserta sebuah pandangan keuskupan yang menjelaskan tentang cara menerapkan prioritas tersebut, kata Uskup Agung Costa kepada ucanews.com.

Tantangan yang beranekaragam akan mengakibatkan perselisihan dan perpecahan, katanya. Prestasi yang luar biasa bisa diraih jika orang bekerja bersamap-sama.

Lokakarya pastoral di tingkat keuskupan akan diselenggarakan untuk memperdalam prioritas itu, kata Uskup Khulna Mgr James Romen Boiragi.

Khulna berada di Banglades bagian selatan. Wilayah ini rawan perubahan iklim.

Selain pembinaan persekutuan, rencana pastoral keuskupan akan menangani dampak buruk perubahan iklim, katanya kepada ucanews.com.

Banyak umat Katolik melihat rencana pastoral itu diperlukan tapi sulit diterapkan.

“Saat ini umat di banyak tempat perlahan-lahan menjauhkan diri dari klerus dan kaum religius, terutama karena para imam dan kaum religius kurang tertarik dengan kunjungan pastoral dan kunjungan keluarga,” kata Babli Talang, seorang wanita dari Suku Khasia dan juga umat di Keuskupan Sylhet.

“Selain itu, para pejabat Gereja sering gagal mengambil sikap tegas terkait isu-isu keadilan dan perdamaian,” lanjutnya.

“Para imam dan kaum religius perlu lebih dekat dengan umat agar rencana pastoral itu bisa terwujud,” katanya.

Meskipun prioritas pastoral dianggap sebagai hal positif, ada keprihatinan bahwa Gereja dulu pernah gagal menerapkannya.

“Beberapa isu seperti migrasi, perubahan iklim, kepedulian terhadap orang miskin dan komunitas warga suku sangat penting,” kata Kerubin Hambrom, seorang pria Katolik dari Suku Santal dan umat di Keuskupan Dinajpur.

“Keprihatinan saya adalah para pejabat Gereja tidak bisa memenuhinya sendiri jika umat awam tidak dilibatkan,” lanjutnya.

“Di banyak tempat, umat tidak terlalu dekat dengan Gereja meskipun mereka anggota Gereja, maka Gereja punya banyak hal yang perlu dilakukan untuk menyatukan umat dan bekerja demi kebaikan bersama,” katanya.

Di Banglades yang berpenduduk mayoritas Muslim, umat Kristiani hanya membentuk kurang dari setengah dari 160 juta penduduk, atau sekitar 600.000 orang.

Gereja Katolik memiliki sekitar 350.000 umat dari Bengali dan kelompok etnis di delapan keuskupan.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi