UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Seorang Katekis Bersama  Sepupunya Tewas dalam Ledakan Bom  di Filipina Selatan

September 4, 2018

Seorang Katekis Bersama  Sepupunya Tewas dalam Ledakan Bom  di Filipina Selatan

Katekis korban bom Jun Mark Luda, 18, foto bersama dengan Suster Alice Original SND pada seminar kateketik Pada Juli. (Foto: Sister Alice Original)

Seorang katekis berusia 18 tahun dan sepupunya  berusia 15 tahun tewas dalam ledakan bom di kota Isulan, Filipina selatan, propinsi Sultan Kudarat pada 2 September.

Katekis Jun Mark Luda dan Marialyn Luda, tewas dan sedikitnya 14 orang lainnya dilaporkan cedera  dalam ledakan di sebuah kafe internet  di kota itu.

Para penyerang, yang diduga sebagai kelompok ekstremis yang menentang kesepakatan damai dengan Manila, datang lima hari setelah ledakan bom lain menewaskan tiga orang dan mencederai 36 lainnya di kota yang sama.

Juru bicara militer, Kapten Arvin Encinas, mengatakan bom itu meledak sekitar pukul 7 pagi waktu setempat.

Juru bicara kepolisian, Aldrin Gonzales, mengatakan ledakan itu memiliki semua keunggulan dari “serangan teroris.”

Sekolah-sekolah diliburkan pada 3 September demi  lebih leluasanya polisi dan militer untuk mendalami  upaya mereka dalam mencari para pelaku.

Suster Alice Original SND   meminta doa untuk para korban.

Dia menggambarkan Luda sebagai “katekis remaja aktif” yang menyelesaikan seminar orientasi katekismenya pada  Juli  lalu.

Luda biasanya mengajar kelas katekismus di sekolah umum di kota tahun ini setiap waktu luangnya.

“Dia cerdas dan berbakat. Kegilaannya menular. Kami sedih atas kematiannya,” kata sahabat separokinya  Josephine Patosa.

Para pemimpin Gereja mengutuk serangan

Para pemimpin Gereja mengutuk serangan bom dan mendesak pemerintah dan kelompok-kelompok pemberontak pro-damai untuk membawa para pelaku ke pengadilan.

Kardinal Orlando Quevedo, uskup  agung Cotabato mengutuk ledakan itu, mengatakan bahwa agama sedang dijungkirbalikan untuk melakukan “perbuatan kejahatan  yang seolah sebagai jalan menuju surga.”

Mgr Martin Jumoad dari keuskupan agung Ozamiz menggambarkan serangan itu sebagai “kejahatan.”

Dia mengatakan serangan lain baru-baru ini di kawasan itu “menghancurkan harmoni antara Muslim dan Kristen.”

Mohon dukungan masyarakat

Pada 3 September, pihak berwenang di Manila mengajak warga Filipina selatan untuk mendukung  perburuan para penyerang.

“Keadilan akan lebih cepat ditegakan kepada para korban jika warga membantu kami dalam pertempuran ini dengan melaporkan keberadaan para teroris ini secara diam-diam atau tidak,” kata Kolonel Edgard Arevalo, Jurubicara militer Filipina.

Dia mengatakan pasukan keamanan “akan mengatasi agresi keji ini dengan aksi balasan yang keras.”

“Dengan dukungan masyarakat, kami akan menangkap para penjahat ini. Dengan bantuan penduduk setempat, kami sangat bisa mencegah terulangnya kejadian serupa [pengeboman] di waktu mendatang,” katanya.

Komandan Angkatan Darat Mayor Jenderal Cirilito Sobejana menyalahkan serangan terhadap Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro, yang telah berjanji setia pada apa yang disebut Negara Islam.

“Tidak ada kelompok lain yang berani melakukan pemboman dan tidak ada kelompok lain yang akan mengebom tanpa alasan,” katanya.

Militer telah menutup rapat  kota itu demi memungkinkan penangkapan para pengebom itu.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi