Setiap tahun warga Filipina di provinsi Albay mengadakan ritual syukur di hadapan patung St Perawan Maria yang dikenal sebagai Bunda Penyelamat yang sudah dihormati selama 243 tahun.
Para devosan mengungkapkan bahwa patung ini, yang juga dikenal sebagai Bunda Terang, adalah sumber kekuatan dan inspirasi.
Setiap Sabtu terakhir Agustus, umat Katolik berduyun-duyun ke kota Tiwi, di bagian tenggara pulau Luzon, untuk memberi penghormatan kepada Bunda Maria, penyelamat kita.
Patung Bunda Penyelamat kemudian diarak dalam prosesi sembilan kilometer dari pantai ke sebuah tempat khusus di puncak bukit.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa devosi Maria itu dimulai tahun 1770-an karena mukjizat yang dikaitkan dengan gambar itu, yang pada masa kolonial Spanyol paling dikenal sebagai Nuestra Senora de Salvacion.
Ketika perampok bajak laut Moro menyerang kota pantai, para warga mencari perlindungan di desa perbukitan Joroan, di mana gambar Bunda Maria berada, dan berdoa di kapel di sana untuk memohon perlindungan Bunda Maria.
Kisah keajaiban
Sebuah laporan menceritakan seorang wanita dengan seorang anak yang ‘muncul’ dihadapan seorang peternak dan meminta dua ekor sapi untuk warga Joroan, yang ternyata sedang membangun sebuah gereja untuk St Perawan Maria.
Dan dikatakan bahwa ketika para perompak mencoba membakar rumah-rumah penduduk di Joroan, obor mereka tidak menyala.
Cerita lain mengkisahkan seorang janda bernama Hermanang Tiray yang ditangkap oleh perompak dan dibawa ke negeri yang jauh.
Namun setelah berdoa kepada St Perawan Maria dikisahkan bahwa seekor rusa membawa pulang ke rumahnya.
Seorang peziarah melaporkan bahwa sebatang lilin yang diberikannya secara ajaib muncul di tempat suci itu.
Dan seorang pria yang mengalami sakit lumpuh ditugaskan untuk memperbaiki gereja yang menurut mereka itu terjadi hanya karena campur tangan ilahi.
Juga dikatakan bahwa sekelompok peziarah lainnya, yang selamat dari perahu mereka yang terbalik dalam badai, ditemukan setelah berenang ke pantai dalam kondisi pakaian mereka kering.
Setelah gereja dihancurkan oleh topan, patung Bunda Maria masih berdiri, tetapi dilaporkan telah berubah dari melihat ke arah laut berganti menghadap ke desa itu.
Sebuah laporan yang ditulis oleh pastor paroki pertama di desa itu, Pastor Lamberto Fulay, menyatakan bahwa tahun 1770, seorang Don Silverio Arcilla menugaskan seorang penyewa bernama Mariano Dacuba ke salah satu kebunnya.
Dacuba menebang pohon ketika membersihkan sebidang tanah di Joroan, namun, daunnya tidak layu seperti hari-hari yang sudah lewat.
Seorang biarawan di kota Buhi memanggil seorang pematung bernama Bagacumba yang mengukir tiga gambar dari belalainya: Nuestra Senora de Salvacion; patung Santo Antonius dari Padua; dan patung Nuestra Senora de Soledad (Bunda kita yang berduka).
Pada 25 Agustus 1776, gambar Bunda Penyelamat dipinjamkan kepada orang-orang Joroan dengan syarat bahwa mereka membangun sebuah kapel di pusat desa.
Tahun 1853, Buhi setuju untuk melepaskan haknya atas patung itu jika orang-orang Joroan memberikan persembahan 50 peso dan tambahan 25 peso untuk lonceng.
Ketika topan daksyat melanda tahun 1805, gambar itu sementara dipindahkan ke kota Tiwi, yang menyebabkan perselisihan tidak terselesaikan.
Dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan tahun 1918 untuk menyelesaikan masalah dan gambar itu akhirnya dibawa kembali ke Joroan pada 15 September 1919.
Tahun 1975, Mgr Teotimo Pacis dari keuskupan Legazpi, ibu kota provinsi itu, menyatakan patung itu sebagai “pelindung propinsi Albay.”
Tahun 1976, keuskupan merayakan peringatan dua abad dari pelindungnya dengan pembangunan sebuah tempat khusus baru dan peresmian gambar itu.