UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Paus: Orang Kristen Harus Menjalankan ‘Sabda bahagia’

Oktober 10, 2018

Paus: Orang Kristen Harus Menjalankan ‘Sabda bahagia’

Paus Fransiskus berbicara dalam sebuah pertemuan dihadapan orang-orang muda dan anggota sinode di Ruangan Paul VI di Vatikan pada 6 Oktober. (Tiziana Fabi/AFP)

Dengan nyanyian, puisi, dan tarian – termasuk hip-hop – anak-anak muda berbagi dengan Paus Fransiskus dan anggota Sinode Para Uskup tentang kisah hidup mereka, harapan, mimpi dan, terutama, pertanyaan.

Pertemuan pada sore hari 6 Oktober dihadiri oleh lebih dari 5.000 anak muda, kebanyakan siswa sekolah menengah dan mahasiswa Italia, di balai pertemuan Vatikan.

Orang-orang muda dari beberapa negara menceritakan kisah pribadi mereka tentang pengalaman  iman. Seorang remaja putra menceritakan tentang masa remajanya di mana ia terlibat dalam kejahatan,  ditahan, dan akhirnya dipenjara, sedangkan seorang yang lain bercerita tentang kesembuhannya dari kecanduan.

Seorang wanita muda Italia berkisah tentang pekerjaan sukarela yang ia lakukan, ia tinggal dan bekerja di sebuah kamp pengungsi Suriah di Lebanon. Seorang wanita muda lainnya bercerita tentang pilihan hidupnya sebagai seorang novis dalam sebuah ordo religius.

Lalu pertanyaan bermunculan: Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah bunuh diri pada remaja? Bagaimana kita menemukan makna dalam hidup? Bagaimana kita bisa melawan diskriminasi dan ketidaksetaraan? Bagaimana kita bisa melawan rasa takut pada orang asing? Apa yang dapat gereja lakukan untuk membantu kaum muda Kristen di negara-negara di mana mereka adalah minoritas? Bagaimana orang-orang muda seharusnya menanggapi teman-teman mereka yang bertanya tentang skandal pelecehan seks dan beranggapan gereja adalah “sarang dari orang-orang yang lebih tertarik pada uang dan kekuasaan daripada kebaikan?”

Ketika tiba giliran untuk berbicara lebih dari 90 menit pada kesempatan itu, Paus Fransiskus mengatakan dia tidak dapat menjawab semua pertanyaan itu dalam sinode ini.

Namun dia mengatakan penggunaan kata “konsisten” atau “koherensi” oleh anak muda pada pertemuan ini sangat mencolok.

“Ini kata yang kuat: konsistensi. Konsistensi dalam hidup,” katanya. “Ketika Anda melihat gereja yang tidak konsisten, gereja yang mewartakan sabda bahagia untuk Anda, tetapi kemudian jatuh ke dalam sikap seperti seorang pangeran dan dalam skandal seperti  klerikalisme – saya mengerti Anda. Saya mengerti.”

Seorang Kristen, katanya, harus mempraktekkan Sabda Bahagia dalam Matius 5: 1-12 dengan menjadi miskin dalam roh, memiliki hati yang tulus, lemah lembut dan penuh belas kasihan, bekerja untuk keadilan dan perdamaian.

Dan, terutama jika kamu adalah seorang imam atau religius, dia berkata, “ikutilah sabda bahagia, bukan jalan keduniawian, jalan klerikalisme, yang merupakan salah satu penyimpangan terburuk di gereja.”

Kaum muda juga, katanya, “harus konsisten dalam perjalanan Anda dan tanyakan pada diri Anda sendiri: ‘Apakah saya konsisten dalam hidup saya?'”

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi