UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kristen dari Suku Minoritas Myanmar Dilarang Berdoa di Gereja

Oktober 11, 2018

Kristen dari Suku Minoritas Myanmar Dilarang Berdoa di Gereja

Seorang anggota United Wa State Army melompat dari kendaraan di Negara Bagian Shan, Myanmar. Kurang lebih 40 siswa sekolah Alkitab baru-baru ini dipaksa untuk bergabung dengan UWSA. (Ye Aung Thu/AFP)

Orang-orang Kristen dari etnis minoritas Wa dan Lahu di dekat perbatasan Myanmar dengan China ditahan dan diperintahkan oleh kelompok milisi yang didukung Tiongkok untuk bersumpah bahwa mereka akan berdoa hanya secara pribadi di rumah mereka dan tidak di gereja.

Pendeta Lazarus, Sekretaris Jenderal Konferensi Gereja – Gereja Baptis Lahu – Kyaing Tong, Negara Bagian Shan, mengatakan bahwa sekitar 100 warga Kristiani dari etnis Wa dibebaskan baru-baru ini setelah menandatangani pernyataan sebagai jaminan.

Namun, dia mengatakan 92 orang Kristen dari etnis-Lahu masih ditahan oleh kelompok bersenjata etnis  Wa (UWSA).

Pdt. Lazarus mengatakan kepada ucanews.com bahwa dia percaya bahwa orang Kristen Lahu tidak akan memiliki pilihan selain menandatangani dokumen yang membatasi kegiatan ibadah.

Konvensi Gereja Baptis Lahu telah mengirim surat kepada UWSA, tetapi tidak ada jawaban.

“Umat Kristen akan terus diawasi dan dibatasi secara ketat oleh kelompok bersenjata etnis  Wa, sehingga situasinya semakin mengkhawatirkan,” kata pemimpin Kristen itu.

Sembilan puluh dua pendeta telah ditahan, lima gereja dirusak dan 52 gereja ditutup.

Dan 41 siswa dan siswi yang belajar di sekolah-sekolah Alkitab telah direkrut paksa oleh UWSA, demikian menurut Pdt. Lazarus.

Pendeta Thang Cin Lian, sekretaris jenderal Konferensi Gereja – Gereja Baptis Myanmar, mengatakan telah mengadakan pertemuan tentang masalah ini, tetapi menolak untuk memberikan informasi rinci.

“Kami berdoa bagi orang-orang Kristen di Wa Hills,” kata Rev. Lian kepada ucanews.com.

Lima biarawati Katolik dan enam guru awam diusir dari wilayah yang dikuasai UWSA pada akhir September sebagai bagian dari kampanye di mana kelompok militan, yang tumbuh dari Partai Komunis Burma, telah menghancurkan gereja-gereja yang tidak resmi di wilayah itu sejak 13 September.

UWSA telah mengumumkan bahwa semua gereja yang dibangun setelah tahun 1992 dinilai ilegal dan akan dihancurkan.

Hanya gereja-gereja yang dibangun antara 1989 dan 1992 telah dianggap legal.

UWSA telah melarang pembangunan gereja-gereja baru dan mengharuskan para imam dan pekerja di gereja-gereja berasal dari penduduk setempat, bukan orang luar.

UWSA  juga melarang pengajaran agama di sekolah-sekolah di wilayah Wa, sementara fungsionaris UWSA telah dilarang menjadi anggota organisasi keagamaan apa pun.

Kepemimpinan UWSA juga berjanji untuk menghukum kader pemerintah daerah yang mendukung kegiatan misionaris.

Wilayah Wa adalah rumah bagi kelompok etnis termasuk Wa, Kachin, Ta’ang, Lahu, Lisu, Kokang dan Shan yang menganut  agama Kristen, Budha, animisme, penyembah roh dan Islam.

Orang Kristen terdiri dari sekitar 30 persen dari sekitar 450.000 etnis Wa.

30.000-kelompok bersenjata WA – tentara etnis terbesar di Myanmar – juga dipahami sebagai salah satu kelompok perdagangan narkoba terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi