UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Uskup Filipina Bicara Soal Politisi Kotor

Oktober 24, 2018

Uskup Filipina Bicara Soal Politisi Kotor

Uskup Auksilier Manila Mgr Broderick Pabillo, ketua Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Filipina. (Foto: Angie de Silva)

Ketua Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Filipina Uskup Auksilier Manila Mgr Broderick Pabillo mengingatkan masyarakat Filipina yang memiliki hak pilih agar tidak mengalah kepada politik dan politisi kotor pada pemilihan tahun depan.

“Jangan pilih politisi dari dinasti politik,” kata prelatus itu.

Ia mengatakan sistem politik di negara itu mengalami keterpurukan karena “politisi senior” dan dinasti.

“Dinasti politik berkembang karena kita memilih mereka,” kata Mgr Pabillo, seraya menambahkan bahwa ia merasa “cemas” melihat wajah-wajah tua yang sama yang mencari jabatan.

“Kita melihat wajah-wajah tua, politisi senior. Saya tidak percaya ini. Lihatlah setebal apa wajah politisi kita nanti. Bahkan mereka yang terlibat dalam kasus kriminal keji pun mencalonkan diri,” lanjutnya.

“Apakah orang-orang ini sungguh-sungguh memikirkan kepentingan masyarakat? Saya sangat meragukannya,” katanya.

Mgr Pabillo mengatakan banyak politisi mencalonkan diri karena “terpikat oleh profitabilitas” untuk menduduki jabatan publik. “Mereka buta,” lanjutnya.

Ia mendesak para pemilih agar mengecek latar belakang “kandidat yang tidak dikenal” yang mungkin “memberi nafas segar untuk perpolitikan di negara kita.”

Pada 17 Oktober lalu, Komisi Pemilihan Umum menutup pendaftaran para kandidat. Ada 152 kandidat senator dan 185 kandidat dari partai politik yang terdaftar untuk pemilihan umum yang akan digelar pada Mei 2019.

Mgr Pabillo mengatakan masyarakat Filipina memiliki waktu lebih dari enam bulan untuk memutuskan siapa yang akan dipilih tahun depan. Ia juga mengingatkan bahwa “tidak semua kandidat tidak berguna.”

“Ada permata di dalam tumpukan kotoran. Kita hanya butuh menyisihkannya,” katanya.

“Bukan apa yang mereka katakan dan lakukan yang menunjukkan bahwa mereka berguna, tetapi apa yang mereka lakukan,” lanjutnya.

Mgr Pabillo juga meminta para pemilih untuk tidak “secara membuta” memilih kebijakan partai politik dan seseorang yang “memiliki peluang untuk menang” menurut hasil survei, nama yang bisa diingat atau postingan pada media sosial.

Ia mengatakan masyarakat hendaknya tidak “membuang” suara mereka.

“Dengan memilih seseorang yang buruk karena ia punya peluang untuk menang, kalian menjadi kaki tangan dalam menghancurkan negara kita,” tegasnya.

Untuk membantu mempertajam para pemilih, Mgr Pabillo mengatakan ada kriteria tertentu yang bisa digunakan “untuk menyaring kandidat yang baik dari kandidat yang tidak berguna.”

“Lihatlah kehidupan pribadi mereka. Orang seperti apa dia, inilah yang akan dia lakukan. Jika seseorang tidak setia kepada isterinya, apakah ia akan setia dengan jabatannya?” tanyanya.

“Jika seseorang adalah penjudi, ia akan mempertaruhkan jabatannya. Jika seseorang itu kotor dalam berbicara dan berpikir, ia akan kotor sebagai pejabat publik,” katanya.

Ia mengatakan pemilihan umum memberi harapan bahwa ada masa depan yang lebih baik. Namun ia mengingatkan bahwa hal ini hanya akan terjadi “jika kita menjadi pemilih yang lebih baik.”

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi