UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Dua Imam China Ditahan

Nopember 5, 2018

Dua Imam China Ditahan

Pastor Su Guipeng (kiri) dan Pastor Zhao He, dua imam gereja bawah tanah dari Keuskupan Xuanhua, provinsi Hebei. (ucanews.com)

Dua imam dari Gereja Katolik bawah tanah di China telah ditahan oleh pihak berwenang di Provinsi Hebei, kata sebuah sumber kepada ucanews.com.

Kedua imam berasal Keuskupan Xuanhua adalah Pastor Su Guipeng dan Pastor Zhao He.

Sumber itu mengatakan Pastor Zhao, yang melayani di Gereja Katolik Dongcheng, dibawa pergi oleh personil dari  United Front Work Department (UFWD)Yangyuan County pada 24 Oktober.

Tujuh orang yang tak dikenal datang ke gereja dan mengatakan bahwa mereka akan membawa imam itu untuk berbicara dengan pejabat pemerintah setempat, tetapi sampai sekarang imam itu belum kembali.

Sumber itu mengatakan bahwa imam telah di tahanan di sebuah hotel. Ponselnya disita dan dia selalu dijaga.

Imam itu dilaporkan diminta untuk mempelajari peraturan yang baru direvisi mengenai praktik keagamaan dan untuk mengakui Asosiasi Patriotik Katolik Cina (CCPA) yang dikontrol negara.

Para pejabat pemerintah dikatakan telah memperingatkan bahwa Gereja Katolik di Cina diminta untuk menjadi otonom dari Vatikan.

Ini tidak sesuai dengan perjanjian sementara Vatikan-Beijing yang ditandatangani dua bulan lalu, yang mencakup isu-isu sensitif seperti penunjukan uskup baru di Tiongkok.

Sebagai bagian dari kesepakatan, pengakuan Vatikan telah diberikan kepada delapan uskup Cina yang memegang posisi penting dalam asosiasi patriotik.

Pastor Su Guipeng, yang melayani di paroki Shadifang, pada 13 Oktober ditempatkan di bawah tahanan rumah sehingga dia dapat diindoktrinasi tentang kebijakan pemerintah.

Sementara itu seorang sumber mengatakan bahwa di sebuah desa Keuskupan Xuanhua, keluarganya diberitahu bahwa mereka akan didenda dan ditahan selama lima hari jika mereka menerima imam di rumah mereka.

Selain itu, Biro Etika dan Urusan Agama Distrik Jingkai, pada 25 September mengeluarkan pemberitahuan yang melarang apa yang digambarkannya sebagai kegiatan keagamaan ilegal.

Dilaporkan bahwa lebih dari selusin tempat keagamaan dari gereja bawah tanah di provinsi itu baru-baru ini disita.

Seorang anggota gereja mengeluh bahwa pembatasan terhadap umat Katolik telah meningkat sejak perjanjian China-Vatikan ditandatangani berlawanan dengan “semangat bersahabat”.

Seorang Katolik bawah tanah Hebei bernama Paul mengatakan kepada ucanews.com bahwa sebagian besar anggota gereja bawah tanah tidak akan menerima asosiasi patriotik pemerintah (CCPA).

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi