Hampir 50.000 gereja di seluruh Indonesia, termasuk sejumlah gereja yang sebelumnya pernah diserang para teroris, akan dijaga oleh aparat keamanan selama perayaan Natal.
Operasi pengamanan tersebut akan melibatkan lebih dari 90.000 aparat dari Polri dan TNI serta kelompok Muslim moderat.
Juru Bicara Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa pengamanan Natal tahun ini akan fokus pada gereja-gereja di 13 Polda – Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
Pengamanan itu dilakukan untuk “mengantisipasi ” anacaman keamanan, kata Prasetyo.
Di antara gereja-gereja yang akan diamanankan termasuk Gereja Santa Maria Tak Bercela di Surabaya, Jawa Timur, yang diserang bomb bunuh diri pada 13 Mei lalu.
Juga, serangan teroris sebelumnya adalah Gereja SP Maria Diangkat ke Surga, katedral di Jakarta, serta gereja-gereja lain dari Sumatra, Jawa hingga Nusa Tenggara Barat tahun 2000.
F.X. Ping Tedja, koordinator kemananan di Gereja Santa Maria Tak Bercela, mengatakan sekitar 70 anggota dari kepolisian, TNI dan Banser NU akan menjaga keamanan gereja itu selama Natal.
“Kami telah berkoordinasi dengan polisi, tantara, dan kelompok Muslim lokal untuk menjaga keamanan, sehingga umat Katolik bisa menghadiri Misa Natal dengan nyaman dan aman,” katanya kepada ucanews.com pada 17 Desember.
Untuk membantu aparat, Umat Katolik diminta untuk tidak membawa tas ketika mereka menghadiri Misa Natal.
“Kami berharap umat Katolik jangan takut menghadiri Misa Natal di gereja,” katanya.
Romo Antonius Suyadi, ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), mengatakan perayaan Natal di katedral akan dijaga oleh 300 personil polisi dan TNI.
“Selain katedral, polisi dan TNI juga akan menjaga gereja-gereja di wilayah keuskupan agung Jakarta,” kata Romo Suyadi.
Sebelumnya, tim Densus 88 telah menangkap dua terduga teroris di Yogyakarta pada 11 Desember, yang diduga berencana melakukan serangan pada perayaan Natal dan Tahun Baru.
Namun, polisi tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai fasilitas atau lokasi yang menjadi target para teroris tersebut.
Menurut Prasetyo, kedua tersangka tersebut terlibat dalam bom panci di Mapolres Indramayu, Jawa barat, pada Juli tahun ini.
Ia mengatakan keduanya terlibat secara aktif di Jamaah Ansharut Daulah (JAD), sebuah kelompok teror yang berafiliasi dengan ISIS.
Para anggota JAD juga terkait dengan serangan ke gereja-gereja di Surabaya pada Mei lalu.
Keduanya masih ditahan oleh polisi dan informasi dari mereka diperlukan untuk investigasi lebih lanjut tentang jaringan mereka, kata Prasetyo.