UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Presiden Baru FABC Sampaikan 5 Poin Penting untuk Gereja Asia

Januari 2, 2019

Presiden Baru FABC Sampaikan 5 Poin Penting untuk Gereja Asia

Kardinal Charles Maung Bo dari Myanmar. (ucanews.com)

Kardinal pertama asal Myanmar, Kardinal Charles Maung Bo, yang secara resmi memimpinan Federasi Konferensi Waligereja Asia (FABC) pada 1 Januari 2019 menggarisbawahi 5 poin yang menjadi prioritas untuk Gereja Katolik di Asia.

“Pesan Natal melengkapi tekad kami untuk melanjutkan perjalanan memperjuangkan keadilan dan kemakmuran bagi semua orang di Asia. Cahaya yang bersinar di atas gubuk sederhana di Betlehem menjadi cahaya harapan bagi kita semua, ”tulis Kardinal Charles Bo, Uskup Agung Yangon, dalam sebuah pesan menjelang Natal.

Kardinal Salesian itu terpilih sebagai presiden FABC yang baru pada pertemuan Komite Sentral kelompok itu pada 16 November. Ia mengambil alih kepemimpinan dari Kardinal India Oswald Gracias, Uskup Agung Bombay, yang masa jabatan keduanya berakhir pada 31 Desember.

“Saya ingin melihat lima tonggak yang perlu kita capai dalam perjalanan sosial-pastoral kita di Asia,” tulis Kardinal Bo seperti dikutip Vaticannews.va

 

(1)Evangelisasi Milenium Ketiga adalah milik Gereja Asia

Kardinal Bo melihat mandat dari St Yohanes Paulus untuk Gereja Asia sebagai tonggak pertama bagi benua terpadat di dunia. Tujuan itu dijabarkan dalam “Ecclesia in Asia” anjuran Paus Yohanes Paulus II itu pada akhir akhir Sinode tentang Asia, yang dipublikasi di ibukota India, New Delhi, tahun 1999.

Di dalamnya Yohanes Paulus II mencatat bahwa dalam milenium pertama Kekristenan didirikan di Eropa, pada milenium kedua itu di Amerika dan Afrika, dan pada milenium ketiga itu akan menjadi giliran Asia, di mana “panen iman yang besar akan dituai di benua yang luas dan vital ini.”

(2)Keadilan ekonomi dan lingkungan

Sebagai tonggak kedua, Kardinal Bo mendesak Gereja Asia untuk menanggapi panggilan Paus Fransiskus untuk keadilan ekonomi dan lingkungan. Ia mengatakan banyak orang di Asia yang hak-hak ekonomi dan lingkungannya ditolak. Ini dijabarkan dalam nasihat kerasulan Paus, “Evangelii Gaudium” dan ensiklik “Laudato Si.”

(3) Hak-hak adat

Sasaran ketiga adalah kebutuhan mendesak untuk mengakui keberadaan dan hak-hak masyarakat adat, yang mencakup sejumlah besar umat Katolik di berbagai negara di Asia. Ekonomi pasar telah menciptakan turbulensi dalam kehidupan mereka yang selaras dengan alam.

‘” Laudato Si mengingatkan kita untuk kembali terlibat dengan Gereja yang menegaskan hak-hak masyarakat ada atas sumber daya dan cara hidup tradisional,” kata Kardinal Bo.

(4) Dialog dengan kemiskinan, budaya dan agama

Kardinal berusia 70 tahun itu menekankan bahwa perdamaian dapat dicapai melalui dialog dengan kemiskinan, kebudayaan dan agama, sebagai komitmen keempat Gereja Asia.

“Karya kita dengan orang-orang miskin dan bagi martabat mereka, perlu menjadi tempat di mana kita bertemu dengan agama-agama lain,” kata Bo, yang menganggap mosaik budaya Asia sebagai undangan bagi Gereja untuk menginkulturasi iman Kristen.

(5) Mengarusutamakan rekonsiliasi

Dengan adanya konflik dan perang kronis yang terus melukai dan mengoyak beberapa wilayah Asia, presiden baru FABC itu mendesak Gereja Asia untuk mengarusutamakan rekonsiliasi sebagai Evangelisasi Baru.

Dalam hal ini, Kardinal Bo mengacu pada nasihat Paus Fransiskus di Myanmar pada November 2017. Dia mendesak Gereja untuk menjadi “penangkal bagi munculnya budaya kebencian.”

Paus Fransiskus mengatakan “Gereja seharusnya tidak membalas kebencian dengan kebencian, tetapi menjadi tabib yang menyembuhkan luka-luka yang tampak dan tidak tampak.”

“Kemiskinan, kebencian, benturan budaya sekali lagi memanggil kita semua untuk terlibat secara mendalam dalam dialog tiga arah,” kata Kardinal Bo.

Namun, presiden baru FABC itu mengakui ada banyak tantangan lain selain lima hal yang ia sarankan dan mendesak Gereja Asia untuk menganggapnya sebagai peluang untuk membantu membimbing umat beriman di Asia sepanjang masa.

FABC adalah federasi dari 19 konferensi waligereja dan 8 asosiasi dari Asia Selatan, Tenggara, Timur dan Tengah yang bertujuan untuk menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab bersama di antara para anggotanya untuk kesejahteraan Gereja dan masyarakat di Asia, serta untuk mempromosikan dan memperjuangkan apa saja demi kebaikan yang lebih besar.

Sumber: Vatican News

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi