UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Perayaan Imlek Nasional Pertama akan Dihadiri Ribuan Orang

Pebruari 4, 2019

Perayaan Imlek Nasional Pertama akan Dihadiri Ribuan Orang

Sudhamek (tengah), ketua panitia, menjelaskan kepada wartawan seputar penyelenggaraan Perayaan Imlek Nasional Pertama pada konferensi pers yang digelar pada 31 Januari 2019 di Sinarmas Land Tower di Jakarta Pusat. (Foto: Katharina R. Lestari/ucanews.com)

Ribuan orang diperkirakan akan menghadiri Perayaan Imlek Nasional Pertama yang digelar secara bersama-sama oleh Komunitas Indonesia-Tionghoa pada 7 Februari mendatang di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sudhamek, ketua panitia, mengatakan saat konferensi pers pekan lalu di Sinarmas Land Tower di Jakarta Pusat bahwa lokasi perayaan bertema “Merajut Kebhinnekaan, Memperkokoh Persatuan” itu hanya bisa menampung sekitar 10.000 orang.

“Namun permintaan undangan sampai saat ini masih terus datang. Kami harus mempertimbangkan dengan baik sehingga – kalau antusiasme sedemikian rupa harus kami akomodir – kami putuskan mencetak undangan lagi sekitar 3.000 dan kami akan sediakan sebagian besar di lokasi,” katanya.

Ia menambahkan bahwa undangan telah dibagikan kepada para tokoh nasional, adat dan budaya dari berbagai latar belakang suku serta para tokoh agama.

“Ini sebuah perayaan budaya karena Imlek secara historis merayakan datangnya musim semi. Tidak ada kaitannya dengan agama tertentu. Menjadi penting bahwa Perayaan Imlek Nasional kita kukuhkan sekali lagi sebagai perayaan budaya,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan bahwa Perayaan Imlek Nasional Pertama dirangkai dengan Festival Imlek Nasional yang akan digelar sesuai dengan tema pada 7-10 Februari.

“Warna dasar yang menjadi latar belakang acara ini adalah merah-putih – dimensi kebangsaan – yang dirangkai dengan motif batik Mega Mendung – dimensi akulturasi budaya,” katanya.

“Rangkaian acara juga dibuat agar menjiwai kesatuan dalam kebhinnekaan Indonesia. Misalnya, alat musik klasik guzheng digunakan untuk mengiringi lagu-lagu kebangsaan Indonesia. Sebaliknya, kolintang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah Indonesia maupun lagu-lagu Mandarin,” lanjutnya.

Selain itu, katanya, ada pula atraksi barongsai yang akan ditampilkan bersama dengan reog dan ondel-ondel.

“Inilah pertama kali Perayaan Imlek Nasional di mana Komunitas Indonesia-Tionghoa bersama-sama mengadakan perayaan ini dalam rangkaian bersama. Kalau selama ini, tahun-tahun sebelumnya, perayaan Imlek diadakan di sana-sini karena penyelenggaranya berbeda-beda: ada yang berdasarkan marga, agama dan asal-usul. Kali ini Komunitas Indonesia-Tionghoa menjadi satu untuk merayakan Imlek Nasional,” tegasnya.

“Memang timing-nya tahun ini di mana kami duduk bersama-sama. Saya secara pribadi merasa ikut bahagia bahwa organisasi-organisasi Tionghoa baik organisasi-organisasi mainstream seperti INTI … itu sepakat. Pada dasarnya adalah momentum,” katanya, seraya menambahkan bahwa penyelenggaraan perayaan itu disepakati pada awal tahun ini.

Terkait tema, Sudhamek mengatakan kepada UCAN Indonesia bahwa persatuan adalah isu global.

“Tidak mustahil negara Indonesia yang indah kalau tidak dirawat bersama bisa menjadi pecah. Perlu kita sadari bersama-sama, bukan hanya oleh Komunitas Indonesia-Tionghoa, bahwa merawat kebhinnekaan harus secara bersama-sama dan tidak boleh disepelekan. Harus dilakukan bersama,” tegasnya.

“Sebagai generasi penerus, Suku Indonesia-Tionghoa adalah bagian tak terpisahkan dari Bangsa Indonesia. Suku Indonesia-Tionghoa harus ikut aktif memperjuangkan pembangunan Indonesia menjadi bangsa besar yang disegani, mandiri secara ekonomi, berbudaya luhur dan berkeadilan di segala bidang,” katanya.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi