UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Paus Ingatkan Bahwa Liturgi Harus Bisa Mendekatkan Umat dengan Tuhan

Pebruari 15, 2019

Paus Ingatkan Bahwa Liturgi Harus Bisa Mendekatkan Umat dengan Tuhan

Paus Fransiskus, bersama Prefek Rumah Tangga Kepausan, Georg Ganswein, menghadiri audiensi dengan staf penjara Regina Coeli, Roma, pada 7 Feb. 7 di Vatikan. (Photo oleh Tiziana Fabi/AFP)

Liturgi suci dimaksudkan untuk membantu umat Allah mendekatkan hati, pikiran, dan tindakan mereka dengan Kristus, kata Paus Fransiskus.

“Kita tahu bahwa meningkatkan kualitas liturgi tidak cukup hanya dengan mengubah buku-buku liturgi. Jika hanya mengubah buku-buku, itu hanya akan menjadi tipuan,” kata paus.

“Agar kehidupan benar-benar menjadi doa yang menyenangkan bagi Tuhan, perubahan hati sungguh diperlukan,” kata paus pada 14 Februari saat audiensi dengan anggota Kongregasi untuk Ibadah Ilahi dan Sakramen.

Paus mendorong umat untuk terus membantu gereja dan melihat bahwa Vatikan dan konferensi waligereja bekerja dengan asas dialog, kerjasama dan sinodalitas.

“Tahta Suci, sesungguhnya, tidak mengambil ruang para uskup, tetapi bekerja sama dengan mereka untuk melayani panggilan doa gereja di dunia dalam kekayaan berbagai bahasa dan budaya.”

Jalan yang dikejar adalah persekutuan gerejawi “di mana persatuan dan keragaman menemukan harmoni. Ini masalah kerukunan.”

Tugas mendasar mereka adalah untuk membantu “menyebar di antara umat Allah kemegahan misteri hidup Tuhan, yang terwujud dalam liturgi,” dan untuk membantu umat beriman mencintai liturgi sebagai pengalaman di mana mereka bertemu Tuhan bersama dengan saudara dan saudari lainnya, kata Paus Fransiskus.

“Liturgi adalah kehidupan yang membentuk, bukan ide untuk dipahami,” katanya. Itulah sebabnya mengapa liturgi penting, seperti bidang-bidang lain dalam kehidupan, tidak berakhir menjadi objek “polarisasi ideologis steril” yang sering muncul ketika ide seseorang dianggap valid untuk semua konteks.

Jika orang terinspirasi oleh kebutuhan untuk bereaksi terhadap “rasa tidak aman” di dunia saat ini, maka “mereka rentan jatuh kembali ke masa lalu yang tidak lagi ada, atau melarikan diri ke masa depan yang semestinya.”

“Sebagai gantinya, titik awalnya adalah mengenali realitas liturgi suci, harta hidup yang tidak dapat direduksi sesuai selera, resep, dan tren, tetapi disambut dengan kepatuhan dan dipromosikan dengan cinta” karena itu adalah sumber kekuatan yang tak tergantikan bagi umat beriman, lanjut paus.

“Liturgi bukanlah tempat ‘melakukannya sesuai selera pribadi.’ ‘Kita’ dan bukan ‘aku’ haruslah bergema dalam doa dan gerak tubuh,” katanya.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi