UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Gereja dan Kuil di Malaysia Dijaga Ketat

Maret 21, 2019

Gereja dan Kuil di Malaysia Dijaga Ketat

Seorang perwira Polisi Kerajaan Malaysia sedang berjaga di luar Pengadilan Tinggi Shah Alam, dekat Kuala Lumpur pada 14 Desember 2018. Polisi Malaysia saat ini sedang siaga tinggi untuk mengantisipasi serangan teroris menyusul penembakan massal yang menargetkan Muslim di Selandia Baru. (Foto oleh Mohd Rasfan / AFP)

Malaysia meningkatkan kewaspadaan setelah serangan mematikan di dua masjid di Selandia Baru pekan lalu.

Polisi setempat mengumumkan pada 19 Maret bahwa mereka telah meningkatkan pengawasan di gereja-gereja dan kuil-kuil di seluruh negeri itu untuk mengantisipasi serangan balasan terhadap tempat-tempat ibadah non-Muslim di salah satu negara paling multikultural di Asia Tenggara tersebut.

“Segera setelah penembakan (di Selandia Baru), saya menginstruksikan semua kepala kepolisian untuk menyampaikan kepada petugas di wilayah masing-masing agar waspada dan memantau gereja dan kuil,” kata kepala polisi nasional Mohamad Fuzi Harun kepada media, seperti dilaporkan kantor berita Bernama.

“Tindakan telah diambil. Jangan khawatir, kami selalu waspada,” katanya setelah mengikuti sebuah acara resmi di Kuala Lumpur.

Langkah-langkah keamanan tambahan diambil disaat orang-orang Kristen di negara itu menjalankan Prapaskah dan mempersiapkan Pekan Suci dan Paskah pada 21 April.

Dikenal sebagai titik transit bagi orang asing yang mengikuti kegiatan militan, Malaysia menghadapi tantangan besar untuk selalu berada di depan para teroris yang merencanakan serangan di negara itu.

Sejak 2013, pihak berwenang Malaysia mengatakan mereka telah menggagalkan lebih dari selusin serangan yang direncanakan di negara di mana penduduknya yang beragama Budha, Kristen, Hindu, dan mayoritas Muslim hidup berdampingan secara damai.

Minggu lalu, pihak berwenang Malaysia mengungkapkan penangkapan 13 tersangka teroris, 12 di antaranya orang asing, di negara bagian Sabah, Malaysia timur, di pulau Kalimantan.

Negara bagian itu, dan tetangganya Sarawak, adalah rumah bagi populasi Kristen yang besar, berbatasan dengan Filipina Selatan yang bergolak dan telah menjadi sasaran para militan Muslim Filipina dan kelompok-kelompok penjahat dalam serangan lintas-perbatasan.

Sementara keberadaan anggota Abu Sayyaf dan kelompok teroris Maute yang dipengaruhi ISIS telah terdeteksi di negara bagian Malaysia timur itu, polisi sedang menyelidiki apakah para teroris juga berhasil menyusup ke Semenanjung Malaysia.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi