UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pasca Serangan Bom di Sri Lanka, Goa Jaga Ketat Gereja-Gereja Kuno

April 29, 2019

Pasca Serangan Bom di Sri Lanka, Goa Jaga Ketat Gereja-Gereja Kuno

Umat sedang berdoa di dekat jenazah Santo Fransiskus Xaverius di Basilika Bom Yesus di Goa Lama pada 22 November 2014, dalam sebuah penampilan yang diadakan setiap 10 tahun sekali. (Foto: IANS)

Serangan teror di Sri Lanka telah mendorong negara bagian Goa, India, menyediakan keamanan untuk gedung-gedung Kristen kuno, namun para pemimpin Gereja mengatakan bahwa masih banyak yang harus dilakukan.

Sehari setelah serangkaian ledakan  yamg menewaskan lebih dari 250 orang di gereja dan hotel di  Sri Lanka pada Paskah, kepala pemerintahan Goa telah meminta polisi  untuk menyediakan keamanan di gereja-gereja di seluruh bekas jajahan  Portugis itu di pantai barat India.

“Goa perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra,” karena negara bagian itu memiliki sekitar 200 gereja, banyak di anataranya dibangun oleh Portugis pada abad ke-16 dan 17, kata Pramod Sawant kepada media.

Namun, umat dan pejabat gereja mengatakan hanya pengaturan keamanan yang dapat dilihat, terutama di sekitar bangunan bersejarah di Goa Lama. Mereka termasuk Basilika Bom Jesus yang menyiman jenazah misionaris Yesuit Portugis St. Fransiskus Xaverius di abad ke-16.

“Ketika kekhawatiran meningkat dan pemerintah mengklaim telah memperketat keamanan di sekitar gereja, apa tolok ukur kualitas keamanan yang diberikan? Polisi bersenjata datang sekitar satu atau dua jam dan menghilang. Ini adalah lelucon besar,” kata Rui Ferreira, seorang umat Paroki St. Maria Tak Bercela di ibukota Negara Bagian Panjim.

Paroki itu diidentifikasi sebagai target teror yang mungkin terjadi tahun 2008 setelah 10 teroris Islam dari Pakistan mendarat di kota Mumbai dan menewaskan 165 orang dalam baku tembak terkoordinasi. Polisi mengklaim teroris juga menargetkan gereja-gereja lain di Panjim dan pantai dan tempat-tempat dengan banyak turis.

Goa adalah tempat tujuan utama paling populer di India, menarik sekitar enam juta wisatawan tahun lalu, 578.000 di antaranya adalah orang asing.

Polisi telah meningkatkan pengawasan terhadap pantai-pantai populer dimana para aparat dengan sepeda motor berpatroli di sepanjang pesisir pantai.

Seorang aparat kepolisian yang meminta tidak menyebutkan namanya mengatakan polisi juga telah memeriksa para tamu hotel yang mencurigakan dan telah meminta hotel untuk mematuhi pemeriksaan keamanan yang ketat kepada para tamu. Para pelaku bisnis perhotelan telah diminta untuk memberikan informasi tentang segala kegiatan mencurigakan kepada polisi.

Pastor Patricio Fernandes, rektor Basilika Bom Yesus, menyatakan keprihatinannya atas pengaturan keamanan di Goa Lama.

Para pengunjung datang tidak teratur dan berjalan-jalan di sekitar basilika. “Polisi bahkan tidak membantu membuat mereka datang dalam satu paket. Beberapa orang tetap berada di dalam kompleks dan berkeliaran di gereja,” katanya.

Sejauh ini tempat itu telah mengingatkan kita akan “relawan proaktif kami,” kata Pastor Fernandes.

“Saya memberi tahu mereka berulang kali bahwa saya membutuhkan lebih banyak keamanan. Beberapa personel yang dikirim duduk di suatu tempat dan bersantai daripada mengamati daerah tersebut.”

Pastor Avinash Rebello, pastor Paroki Roh Kudus di Margao, mengatakan polisi bersikap kooperatif ketika keamanan dicari untuk acara-acara keagamaan yang menarik perhatian banyak orang di Pekan Suci.

Dia mengatakan umat Katolik harus waspada ketika menghadiri di gereja, karena sekarang tidak memiliki pengamanan khusus.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi