UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Umat Kristen India Desak Pemerintah Agar Tingkatkan Pengamanan Gereja

Mei 2, 2019

Umat Kristen India Desak Pemerintah Agar Tingkatkan Pengamanan Gereja

Dampak dari serangan bom bunuh diri di Gereja St. Sebastian di Negombo, Sri Lanka, yang menewaskan lebih dari 100 orang pada Minggu Paskah. (Foto: ucanews.com)

Para tokoh agama Kristen di India terus mengimbau pengamanan gereja yang lebih baik setelah polisi menangkap seorang pria dan menuduhnya berjejaring dengan kelompok teror Islam dan merencanakan serangan ke tempat ibadah di Negara Bagian Kerala.

Polisi menangkap Riyaz Aboobacker alias Abu Dujanan (28) di kediamannya di Negara Bagian Kerala pada 29 April sebagai bagian dari penyelidikan mereka terkait jaringan teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah India bagian selatan tersebut, demikian laporan media setempat.

Polisi mengatakan sebuah kelompok beranggotakan empat orang yang berjejaring dengan ISIS merencanakan serangan bom bunuh diri di sejumlah tempat wisata dan tempat ibadah di Negara Bagian Kerala, sama dengan serangan ke sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka pada Minggu Paskah yang menewaskan sekitar 252 orang.

Pemerintah India hendaknya mengantisipasi serangan apa pun terhadap kelompok minoritas termasuk umat Kristen di negara bagian itu, kata A.J. Philip, pengamat politik beragama Kristen yang tinggal di New Delhi.

“Kita tidak bisa begitu saja menutup gereja kita. Kita tidak bisa menghentikan seseorang yang membawa bom untuk meledakkan kita. Pemerintah harus memprioritaskan langkah pencekalan terhadap orang-orang jahat,” katanya.

ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan di Sri Lanka. Amaq News Agency mengatakan serangan itu dilakukan sebagai respon terhadap imbauan ISIS untuk menyerang warga negara dari berbagai negara yang memerangi ISIS di Suriah.

Kelompok teror internasional tersebut hampir kalah setelah sebuah koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat pada September 2014 mulai menyerang mereka di kubu mereka di Irak dan Suriah. Namun sejak 2016, ISIS mengklaim bertanggungjawab atas sejumlah serangan bom di seluruh dunia termasuk beberapa tempat di Asia di mana banyak turis dari dunia Barat berkumpul.

Sebagian besar korban tewas di Sri Lanka adalah umat Kristen setempat sehingga muncul pandangan bahwa teroris Islam menargetkan umat Kristen untuk membalas amarah mereka terhadap dunia Barat yang diasosiasikan mereka dengan agama Kristen.

Philip mengatakan tempat ibadah tidak bisa ditutup untuk umat dan pemerintah hendaknya menjamin keselamatan di tempat ibadah dan menggagalkan upaya jahat apa pun yang menargetkan umat beriman yang tidak berdosa.

Ancaman ISIS di India dan Asia Selatan pada umumnya adalah nyata, demikian menurut riset yang dilakukan pada 2018 oleh Observer Research Foundation atau sebuah lembaga think tankindependen di India.

Riset tersebut mengatakan: “Ini tidak muncul dari pola organisasi apa yang disebut sebagai kalifah atau (pemimpin ISIS Abu Bakr) al-Baghdadi sendiri, tetapi ekosistem yang telah diciptakan yang memungkinkan akses terbuka kepada ISIS sebagai sebuah kelompok ternama yang merupakan prasarana cukup kuat untuk menjadi isu global dengan insiden terkecil dan bahkan dilakukan dengan kejahatan picik.”

Misalnya gereja-gereja di Negara Bagian Kerala – di mana umat Kristen terdiri atas 18 persen dari 33 juta penduduk di wilayah tersebut – dipadati umat pada Hari Minggu. Sebuah ledakan di gereja besar mana pun bisa membunuh ratusan orang hanya untuk mencari perhatian dunia, demikian menurut para pengamat.

Polisi mengatakan Aboobacker, pria yang ditangkap di Negara Bagian Kerala, telah melakukan kontak secara daring cukup lama dengan teroris ISIS bernama Abdul Rashid Abdulla dan telah mengikuti klip-klip audionya yang menghasut orang lain untuk melakukan serangan teror di India. Ia juga telah melakukan kontak dengan Abdul Khayoom Abu Khalid yang diyakini berada di Suriah.

Penangkapan dan pernyataan polisi itu membuat syok umat Kristen di seluruh India, kata Joseph Dias, tokoh agama Kristen yang tinggal di Mumbai.

“Ancaman riil terhadap umat Kristen di India bukan dari ISIS melainkan dari fundamentalisme Islam. Radikalisasi orang muda Muslim setempat bisa menjadi musibah bagi semua orang termasuk umat Islam,” katanya.

“Lembaga-lembaga di India harus mengambil langkah dan menghentikan kelompok-kelompok fundamentalisme ini agar tidak memperlebar sayap mereka,” lanjutnya.

Menurut data pemerintah, dua tahun lalu polisi di India menangkap 112 orang yang diduga berjejaring dengan teroris ISIS.

Michael Williams, pendidik di New Delhi, mengatakan kepadaucanews.com bahwa umat Islam dan Kristen harus bersama-sama mengalahkan elemen-elemen yang memecah-belah dan menggagalkan rencana mereka.

“Islam versi ISIS adalah hal baru di wilayah kami. Biasanya di Asia Selatan, umat Islam dan Kristen hidup berdampingan sebagai Saudara. Umat Islam sebagian besar adalah pecinta damai, khususnya di India, sehingga hal ini benar-benar merupakan hal baru,” katanya.

Di India, Sri Lanka dan Nepal, umat Islam dan Kristen merupakan kelompok minoritas yang kecil di negara berpenduduk mayoritas Hindu dan Buddha tersebut.

Patsy David, anggota senior Alliance Defending Freedom, mengatakan ancaman ekstremisme bukan dihadapi umat Kristen saja “melainkan juga setiap orang dan semua umat beragama.”

Ia mengatakan komunalisme Hindu lebih berbahaya bagi umat Kristen di India ketimbang ancaman Islam. “Komunalisme Hindu menanamkan ekstremisme Islam di negara ini dan meradikalisasi orang muda.”

Para tokoh agama Kristen mengatakan sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada 2014 setelah Bharatiya Janata Party (BJP) yang pro-Hindu memenangkan pemilihan nasional, umat Kristen dan Islam menjadi target kelompok-kelompok Hindu yang ingin mencapai tujuan mereka yakni menjadikan India sebagai negara Hindu.

Menurut berbagai survei, ada 219 insiden kekerasan terhadap komunitas Kristen yang dilakukan oleh kelompok fanatik Hindu di India pada 2018.

Umat Hindu terdiri atas 960 juta atau 80 persen dari 1,2 miliar penduduk di India. Negara itu memiliki 172 umat Islam atau 14,2 persen dari jumlah penduduk. Umat Kristen berjumlah sekitar 28 juta atau 2,3 persen.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi