UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Katolik dan Muslim India Kecam Serangan oleh Teroris Regional

Mei 9, 2019

Katolik dan Muslim India Kecam Serangan oleh Teroris Regional

Seorang pemimpin Muslim India mempersembahkan pohon kepada Kardinal Oswald Gracias pada 4 Mei di Rumah Uskup Agung itu di Mumbai, setelah pemimpin Katolik itu menandatangani pernyataan bersama dengan Maulana Mahmood A. Madanai, sekjen Jamiat Ulema-e-Hind, yang menentang kekerasan agama. (Foto: ucanews.com)

Para pemimpin Katolik dan Muslim di India telah berbicara menentang kekerasan yang menargetkan orang-orang yang tak berdosa oleh kelompok-kelompok teroris regional.

Jamiat Ulema-e-Hind, sebuah kelompok cendikiawan Muslim terkemuka, dan Konferensi Waligereja India dalam pernyataan bersama mengecam serangan yang sedang berlangsung di India dan bagian lain di Asia Selatan.

Mereka mengatakan mengasosiasikan terorisme dengan agama apa pun adalah tidak sopan.

Pernyataan itu dikeluarkan pada 4 Mei dan ditandatangani oleh ketua Konferensi Waligereja Indonesia  Kardinal Oswald Gracias dan Maulana Mahmood A. Madani, sekjen Jamiat Ulema-e-Hind.

Madani adalah seorang anggota majelis tinggi parlemen India, Rajya Sabha, selama enam tahun hingga 2012 dan merupakan kritikus terhadap penyalahgunaan ekstrimis terhadap istilah-istilah Islam seperti Jihad.

Pernyataan bersama itu muncul di tengah ketegangan di Sri Lanka pasca serangan bom ke gereja dan hotel yang menewaskan lebih dari  250 orang.

Kelompok teror internasional, ISIS, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Pernyataan bersama itu meminta semua pemimpin agama untuk “membersihkan masyarakat dari kejahatan tersebut.”

Ia menambahkan bahwa terorisme menjadi semakin mengerikan jika dilakukan di bawah jubah agama.

Para uskup dan cendekiawan mengatakan serangan terhadap tempat-tempat ibadah dan tempat umum ditujukan untuk memecah belah orang dari berbagai agama dan mereka menekankan perlunya bekerja sama melawan taktik semacam itu.

Penulis dan kolumnis India A.J. Philip mengatakan persatuan antara umat Kristen dan Muslim diperlukan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan konflik komunal.

Christian leader A.C. Michael mengatakan kepada ucanews.com bahwa pernyataan bersama itu merupakan sebuah pesan terbuka kepada ISIS bahwa  “rencana-rencana jahatnya” yang ditunjukkan di Sri Lanka akan dilawan di India.

Umat Kristen adalah minoritas kecil sekitar 27 juta dari 1,2 miliar penduduk India yang mayoritas beragama Hindu. Muslim, meskipun juga minoritas, berjumlah sekitar 170 juta, menjadikan India negara Muslim terbesar ketiga di dunia setelah Indonesia dan Pakistan.

Pernyataan bersama itu muncul setelah laporan bahwa pada 29 April, polisi India menangkap seorang pria Muslim di Negara Bagian Kerala selatan yang dituduh memiliki hubungan dengan ISIS. Polisi mengatakan kepada media bahwa ia mengaku sebagai pengikut Zahran Hashim, pelaku bom di Sri Lanka dan memiliki rencana untuk menyerang situs-situs keagamaan di India.

Aaqib Saleem, seorang sejarawan Muslim India yang terkenal, mengatakan pernyataan bersama itu akan membantu meredakan ketegangan dan menyatukan komunitas minoritas.

“Ada kemungkinan racun itu bisa menyebar di India juga,” kata Saleem kepada ucanews.com.

Saleem meramalkan upaya lebih lanjut yang bertujuan untuk meningkatkan persatuan antaragama.

Michael mengatakan sebuah pesan telah tersebar bahwa komunitas Kristen dan Muslim akan saling mendukung dalam situasi yang sedang berlangsung.

Hal ini muncul sebagai keprihatinan yang semakin mendalam tentang dukungan politik yang meluas di India bagi kelompok garis keras yang ingin mendirikan negara teokratis Hindu, di mana anggota agama minoritas seperti Kristen dan Islam akan diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi