UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Uskup Baru di Filipina Siap Hadapi Ancaman

Mei 10, 2019

Uskup Baru di Filipina Siap Hadapi Ancaman

Uskup Fidelis Layog, Uskup Auksilier di Keuskupan Agung Lingayen-Dagupan di Filipina utara, ditahbiskan di Katedral Santo Yohanes Penginjil di Kota Dagupan pada 8 Mei. (Foto oleh Jojo Rinoza)

Seorang uskup baru di Filipina menyatakan kesiapannya menghadapi ancaman setelah dalam beberapa waktu terakhir muncul  serangan terhadap para pemimpin gereja di negara itu.

Uskup Fidelis Layog, Uskup Auksilier Lingayen-Dagupan di Filipina utara meminta kaum klerus untuk tidak takut akan nyawa mereka.

“Diancam dan diserang selalu menjadi pengalaman Gereja Katolik sejak awal,” kata uskup baru itu pada saat penahbisannya pada 8 Mei.

“Gereja telah menghadapi penganiayaan di masa lalu dan bahkan hingga saat ini. Janganlah kita takut, kareka kita tahu bahwa kita tidak pernah sendirian. Tuhan bersama kita. Tuhan akan menang,” katanya.

Beberapa anggota klerus yang vokal berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia di Filipina mengatakan mereka telah menerima ancaman pembunuhan dalam beberapa bulan terakhir.

Beberapa di antaranya adalah Uskup Kalookan, Mgr Pablo Virgilio David, keuskupan tempat sebagian besar pembunuhan terkait narkoba terjadi, dan Uskup Agung Lingayen-Dagupan, Mgr Socrates Villegas, seorang kritikus pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.

Pihak berwenang telah menawarkan untuk memberikan pengamanan kepada para uskup dan anggota klerus, namun tawaran itu kemudian ditolak.

Pada tahun lalu, orang-orang bersenjata menembak mati tiga pastor di negara mayoritas Katolik itu. 

Pastor Mark Ventura dibunuh di kota Gattaran di Provinsi Cagayan pada 29 April, empat bulan setelah Pastor Marcelito Paez dibunuh di Provinsi Nueva Ecija. Pada bulan Juni, Pastor Richmond Nilo ditembak mati di kota Cabanatuan.

Uskup Layog mengatakan bahwa Gereja “telah mengalami ujian sejak awam hingga kini.”

“Kita harus menerima dan menghadapi tantangan ini, yang membuat Gereja menjadi lebih kuat dan iman kita menjadi lebih dalam. Hal ini membawa kita ke hubungan yang lebih intim dengan Tuhan,” tambahnya.

Dia mengatakan sudah waktunya bagi orang-orang gereja “untuk menunjukkan seberapa kuat kita dalam iman dan seberapa kuat dasar Gereja kita.”

Uskup Layog adalah uskup ke-30 yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus di Filipina sejak 2013.

Diperkirakan 2.000 orang menghadiri tahbisannya di Katedral St. Yohanes Penginjil di kota Dagupan.

Dalam kotbahnya, Uskup Agung Villegas mengingatkan uskup baru itu bahwa menjadi uskup tidak dimaksudkan untuk mendapat kenikmatan. 

“Gunakan kekuatanmu hanya dengan kasih dan untuk kasih,” katanya.

Pada tanggal 18 Maret, Paus Fransiskus menunjuk Uskup Layog untuk membantu Uskup Agung Villegas di tengah meningkatnya jumlah umat Katolik di keuskupan agung itu.

Uskup baru itu sedang melayani Paroki Our Lady of Purifications di kota Binmaley, Pangasinan, ketika ia diangkat menjadi uskup.

Uskup Layog, 50, belajar filsafat di Seminari Tinggi Maria Bunda Penolong dan teologi di Seminari Tinggi Maria Imakulata Dikandung Tanpa Noda di kota Vigan.

Setelah ditahbiskan menjadi imam pada 1996, ia menghabiskan empat tahun pertama pelayanannya sebagai prefek di Seminari Tinggi Maria Bunda Penolong di kota Dagupan.

Pada tahun 2003, ia memperoleh gelar di bidang teologi biblika dari Universitas Kepausan Santo Tomas di Roma.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi