Persatuan Gereja harus dipahami sebagai persatuan yang menyambut keragaman, kata Kardinal Claudio Hummes, yang baru-baru ini diangkat sebagai rapporteur (penanggungjawab) pertemuan khusus untuk Sinode Para Uskup mendatang di kawasan Pan-Amazon.
“Saat ini, banyak yang mengatakan tentang persatuan Gereja. Ini sangat penting dan sangat penting. Namun, itu harus dipahami sebagai satu kesatuan dengan menyambut keragaman, mengikuti model Tritunggal Mahakudus,” kata kardinal itu, yang ditunjuk Paus Fransiskus sebagai penanggungjawab umum (relator general) pertemuan pada 4 Mei.
“Adalah sama pentingnya menggarisbawahi bahwa persatuan tidak pernah bisa menghancurkan keanekaragaman. Konkretnya, sinode itu menekankan keanekaragaman dalam kesatuan besar itu. Keanekaragaman adalah kekayaan persatuan, melindunginya melawan uniformitas, melawan justifikasi untuk mengontrol,” kata Kardinal Hummes dalam sebuah wawancara dengan La Civiltà Cattolica.
Tujuan utama pertemuan khusus untuk sinode adalah “menemukan jalan baru untuk evangelisasi sebagian umat Allah, khususnya masyarakat adat yang sering dilupakan dan sering menghadapi masa depan suram akibat krisis hutan hujan Amazon, sebuah paru-paru mendasar untuk planet kita.”
Pertemuan itu akan berlangsung di Roma dari tanggal 6 hingga 27 Oktober, dengan tema “Amazon, jalan baru bagi Gereja dan ekologi integral.”
“Pada awalnya, agama Kristen menemukan tempat untuk inkulturasi dalam budaya Eropa, dan proses yang baik ini tetap berlaku hingga hari ini. Tapi, satu bentuk inkulturasi tidak cukup,” kata uskup agung emeritus São Paulo itu yang sejak awal menjadi toko kunci dalam persiapan pertemuan untuk sinode.
“Kita harus menghargai keanekaragaman budaya: Gereja akan diperkaya oleh keragamanan. Ini tidak dirusak, tidak menyerang kesatuan Gereja, dan memperkuatnya. Itu penting untuk tidak takut pada hal-hal ini,” kata Kardinal Hummes yang akan berusia 85 tahun saat pertemuan itu diadakan.
“Jadi, jika kita berbicara di antara kita sendiri dan berhasil menemukan jalan baru untuk Gereja di Amazon, ini akan bermanfaat bagi seluruh Gereja,” kata Kardinal Fransiskan itu, yang pernah melayani sebagai Prefek Kongregasi Klerus (2006- 2010), juga presiden Repam, Jaringan Gereja Pan-Amazon.