UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pejabat Tinggi Vatikan Menandai 350 Tahun Gereja di Siam

Mei 20, 2019

Pejabat Tinggi Vatikan Menandai 350 Tahun Gereja di Siam

Kardinal Fernando Filoni, prefek Kongregation Evangelisasi disambut dengan karangan bunga oleh seorang umat Katolik pada acara pembukaan perayaan 350 tahun Misi Gereja ke Siam di Sampran, Thailand pada 18 Mei. (Foto: ucanews.com)

Seorang pejabat tinggi Vatikan yang mengunjungi Thailand untuk merayakan 350 tahun Misi Gereja ke Siam telah menyoroti berbagai tantangan evangelisasi yang dihadapi seluruh Asia.

Kardinal Fernando Filoni, prefek Kongregasi Evangelisasi, disambut para religius, seminaris dan katekis dalam sebuah upacara di Sampran, 30 kilometer barat Bangkok, ibukota Thailand pada 18 Mei.

Kardinal itu mengatakan kepada mereka bahwa tempat ini paling menonjol di Asia karena varietas warganya adalah pewaris budaya leluhur, agama dan tradisi spiritual.

“Asia adalah sebuah kawasan kemanusiaan yang kaya dan dituntun agama-agama, tapi lebih dari 85 persen anggotanya tidak dibaptis,” kata Kardinal Filoni.

“Asia adalah benua misionaris yang luar biasa. Gereja universal meminta kerjasama kalian untuk kegiatan misionaris di benua yang luas ini,” katanya.

“Kita perlu merefleksikan bahwa misi kita sebagai orang-orang terbaptis di Asia, diperlukan sebuah misi yang benar, khususnya dalam hubungan banyaknya budaya dan ekspresi keagamaan, selain realitas sekuler keluarga dan pekerjaan, ketika kesaksian iman kita membawa kita ke dalam konfrontasi dengan banyak orang yang tidak dibaptis, dengan mental dan gaya hidup mereka, jika tidak, kadang-kadang, bertentangan dengan Injil dan martabat dari orang tersebut.”

“Oleh karena itu kehidupan Kristen adalah sebuah tanda dan tantangan untuk pencarian rasa keberadaan yang sebenarnya.”

Mereka yang menghadiri acara itu adalah para imam dari serikat Misi Luar Negeri Paris (Missions Etrangères de Paris) atau MEP.

Sejak pendirian MEP di tahun 1669, serikat itu bersama pendukung para kongregasi religius lain, memimpin upaya evangelisasi di Thailand dan bagian lain Asia.

Pastor Gilles Reithnger, pemimpin umum MEP, sebelumnya mengatakan bahwa untuk membantu upaya evangelisasi di Thailand ada 180 misionaris MEP yang bekerja di bawah pimpinan para uskup lokal.

 “MEP merekrut dan melatih para kandidat dan mengirimkan mereka ke wilayah misi di mana MEP memiliki kontrak dengan para uskup setempat,” kata Pastor Reithnger.

“Mereka melayani misi dengan terlibat dalam kerasulan untuk missio ad gentes, membantu mempromosikan panggilan lokal dan klerus, dan membantu mendirikan gereja-gereja lokal,” katanya. “Dua belas seminaris mengikuti formasi di Paris dan lima memperdalam panggilan mereka selama tahun propedeutik.”

Pastor Reithnger mengatakan para imam MEP secara khusus berdoa dan berterima kasih kepada Tuhan atas komunitas Katolik yang didirikan di Thailand pada perayaan 350 tahun.

Kini ada lebih dari 300.000 umat Katolik yang tersebar di 12 keuskupan dengan  436 paroki dan 662 imam di Thailand.

Pesan Paus

Kardinal itu juga membacakan pesan dari Paus Fransiskus yang ditujukan kepada umat Katolik Thailand selama Misa di Aula Paus St. Yohanes Paulus II di Sampran pada 18 Mei.

“Saya mengirimkan kepada kalian doa-doa saya dengan ramah dan tulus sebagai kedekatan saya dengan kalian dan rasa terima kasih kepada Tuhan atas banyak rahmat yang diterima selama 350 tahun ini,” kata Paus Fransiskus dalam suratnya.

“Saya berdoa agar kalian dapat bertumbuh dalam kekudusan dan terus bekerja dalam penyebaran kerajaan Kristus dengan menumbuhkan solidaritas, persaudaraan, dan keinginan untuk kebaikan, kebenaran, dan keadilan di negara tercinta Anda,” kata paus.

Kardinal Filoni juga mengunjungi sebuah tempat doa di Sampran yang dipersembahkan untuk Beato Nicholas Bunkerd Kitbamrung, salah satu martir Thailand pada hari itu. Beato Nicholas adalah seorang imam Thailand yang dituduh melakukan spionase dan ditangkap tahun 1941. Tiga dari 15 tahun hukuman penjara, dia meninggal akibat TBC. Ketika dipenjara dia mengajar agama dan berhasil membaptis 68 tahanan.

Selama perjalanannya, Kardinal Filoni juga mengunjungi utara negara itu yang memiliki keuskupan Chiang Mai dan keuskupan Chiang Rai yang baru dibentuk. Sekali lagi, ia bertemu dengan para pastor, religius, dan katekis sementara juga menghabiskan waktu dengan para tokoh setempat dan orang-orang dari berbagai kelompok etnis di kawasan itu seperti Lanna, Akha, Kachin dan Karen.

Di hari terakhir di Thailand kardinal itu akan dihabiskan di Ayutthaya – yang dianggap sebagai tempat lahir Kekristenan Thailand – pada 21 Mei.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi