UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Peringati 90 Tahun, OFM Beri Perhatian Khusus Bagi Kaum Muda

Mei 21, 2019

Peringati 90 Tahun, OFM Beri Perhatian Khusus Bagi Kaum Muda

Provinsial Ordo Fransikan Indonesia Pastor Mikhael Peruhe, OFM. (Foto oleh Ryan Dagur/ucanews.com)

Para Fransiskan memberikan perhatian khusus pada pendampingan dan pemberdayaan kaum muda, menandai 90 tahun tahun tarekat tersebut hadir di Indonesia.

Fransiskan yang masuk ke Indonesia pada 1929 lewat misionaris asal Belanda, kini berkarya di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur, serta Papua.

Anggotanya kini mencapai lebih dari 250 orang.

Pastor Mikhael Peruhe, Provinsial Fransiskan Indonesia mengatakan, mereka ingin hadir bersama-sama dengan kaum muda di tengah berbagai tantangan mereka saat ini.

“Kami ingin hadir untuk berjalan bersama dengan mereka,” katanya kepada ucanews.com di selas-sela acara napak tilas ordo tersebut di salah satu paroki yang mereka tangani, Santo Pakalis Cempaka Putih, Jakarta pada 18 Mei.

Ia menjelaskan, fokus mereka adalah mengajak kaum muda untuk terlibat dalam berbagai bentuk kepedulian terhadap kelompok marginal, dialog antaragama dan kepedulian pada lingkunga.

Ia mengatakan, dalam kerangka itu, sejumlah kegiatan sudah dilakukan dan sebagian sedang direncanakan, sesuai dengan konteks lokasi yang mereka layani.

Di Jakarta, kata dia, paroki-paroki menggerakan kaum muda untuk terlibat dalam dialog dengan komunitas agama lain, sebagai respon atas menguatnya intoleransi serta kepedulian terhadap lingkungan.

Di Flores, kata dia, orang muda paroki-paroki Fransiskan akan menggelar pertemuan untuk bersama-sama membagikan pengalaman mereka dan mengajari mereka cara bertani dengan sistem organik yang sudah dikembangkan oleh para Fransiskan selama satu dekade terakhir.

Di Kalimantan, lanjutnya, para Fransiskan mengumpulkan anak-anak muda dari berbagai latar belakang.

Pastor Desideramus Ansbi Baum yang berkarya di Paroki Santo Vinsensius A Paulo Batulicin, Keuskupan Banjarmasin mengatakan, tantangan saat ini adalah banyak anak-anak muda yang tidak mendapat pendidikan iman.

“Karena itu, kami mengkaderkan sejumlah kaum muda yang kemudian membantu memberi pelajaran agama kepada anak-anak,” katanya.

Ia mengatakan, mereka juga menggerakkan kaum muda untuk menabung, sebagai respon atas kebiasaan mereka menghambur-hamburkan uang tanpa peduli untuk pendidikan.

“Agar mereka merasa terdorong, jika mereka meminta pelayanan gereja, kami mewajibkan mereka untuk mengetahui doa dan memiliki buku tabungan,” katanya.

Pastor Yornes Opestrano Pangggur, imam di Paroki Aeramo, Keuskupan Agung Ende mengatakan, pertemuan mereka pada Juni akan mengambil tema “Jiwa Muda Melayani!” yang diadaptasi dari fokus pastoral Keuskupan Ruteng, tempat pelaksanaan kegiatan, yang menjadikan tahun ini sebagia tahun pelayanan.

Ia menjelaskan, kaum muda juga akan belajar tentang pertanian bersama tim dari lembaga Ekopastoral, pusat pengembangan pertanian organik milik Fransiskan di Pagal.

Aegidius Halim, ketua OMK di Paroki St Paskalis Jakarta menyatakan, sejauh ini, Gereja sudah memberi perhatian yang cukup kepada mereka.

Tantangan, kata dia, masih terus ada, terutama terkait “kurangnya kepedulian, kesadaran, dan keinginan kaum muda untuk terlibat aktif dalam kegiatan di gereja.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi