UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kampanye Doa Anti-Aborsi Diluncurkan di Korea Selatan

Juni 10, 2019

Kampanye Doa Anti-Aborsi Diluncurkan di Korea Selatan

The Catholic Times, sebuah mingguan Katolik tertua dan terpengaruh di Korea Selatan, sedang mempromosikan budaya kehidupan dengan mengadakan kampanye doa untuk mengakhiri aborsi. (Foto: ucanews.com)

The Catholic Times telah meluncurkan sebuah kampanye doa untuk mengakhiri aborsi di Korea Selatan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) belum lama ini memutuskan dekriminalisasi praktek tersebut.

Surat kabar mingguan itu memproduksi teks-teks doa yang meminta perantaraan Bunda Maria dari Guadalupe, untuk melindungi bayi yang belum lahir, dan mendesak umat Katolik Korea mendaraskan doa-doa tersebut. Hingga 7 Juni, warga Korea telah diberikan lebih dari  15.000 teks doa tersebut.

MK memerintahkan pada April bahwa KUHAP yang mendorong aborsi adalah inkonstitusional, yang menimbulkan kriminalisasi tersebut sejak 1953.

Sejak keputusan itu, mingguan itu telah memproduksi pesan-pesan dengan tema  “Marilah Menciptakan Budaya Cinta dan Kehidupan” dan kampanye doa tersebut adalah salah satu upayanya.

Pastor Pius Yi Ki-soo, direktur the Catholic weekly, mengatakan: “Banyak nyawa janin binasa karena aborsi – nyawa merupakan anugerah tak ternilai dari Tuhan. Silahkan bergabung dengan kampanye kami untuk menyelamatkan nyawa semua janin.”

Tahun 2017, Konferensi Waligereja Korea mengadakan gerakan doa 100 hari sambil mengumpulkan tandatangan yang bertujuan untuk  dekriminalisasi aborsi. Dari tahun 2013 hingga 2015, konferensi uskup itu telah mengadakan kampanye doa 40 hari selama masa Prapaskah.

“Namun, terlepas dari kampanye doa tersebut, ada suara-suara bahwa Gereja perlu mengadakan kampanye terus menerus. Kampanye doa dari The Catholic Times akan terus berlanjut hingga aborsi berakhir di Korea,” kata Pastor Yi.

Pada April, uskup agung Seoul berbicara setelah MK menyerukan perubahan legislatif untuk sebagian mengizinkan penghentian pada tahap awal kehamilan.

Sementara sejumlah organisasi perempuan dan kesehatan menyambut baik keputusan itu karena memberikan kaum perempuan menentukan hak sendiri, kata Kardinal Andrew Yeom Soo-jung dalam pesan Paskah guna mengungkapkan keprihatinannya.

“Sebuah negara memiliki tanggungjawab untuk melindungi kehidupan rakyatnya dan keamanan dalam kondisi apapun. Setiap kehidupan, dari saat pembuahan, harus dilindungi sebagai manusia dan menghormati martabatnya,” katanya.

Sementara mendesak anggota parlemen untuk mengubah undang-undang dengan hati-hati, ia meminta umat beriman untuk menjadi yang pertama memilih kehidupan daripada kematian.

“Kita, umat Allah, hendaknya secara konkret melayani dan berkorban untuk kehidupan. Di antara berbagai kendala dan kesulitan sosial, kita orang Kristen harus dengan tegas menolak budaya dan godaan untuk membunuh janin,” katanya.

“Ketika kita, diri kita sendiri, mulai memilih, menghormati dan menghormati setiap kehidupan apa adanya, kita pasti akan dapat mengalami Tuhan Yang Bangkit yang hidup di sini bersama kita.”

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi