Para mahasiswa Katolik di Hong Kong telah meminta Paus Fransiskus untuk menyampaikan keprihatinan atas tindakan keras baru-baru ini terhadap protes menentang undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke Cina daratan yang dikuasai komunis.
Dua mahasiswa, Stephen Anthony Wong dan Erica Ng, mewakili Keuskupan Hong Kong pada Forum Pemuda Internasional Ke-11 di Roma yang diadakan 19-22 Juni.
Ng, presiden Paguyuban Katolik Universitas Cina Hong Kong, mengatakan kepada ucanews.com bahwa dia tahu mereka akan memiliki kesempatan untuk bertemu Paus di Vatikan, jadi dia dan Wong menyiapkan surat yang ditujukan kepadanya.
“Kami gugup karena kami memiliki tugas untuk menyerahkan petisi yang ditandatangani bersama kepada Paus Fransiskus dan kami diberitahu hanya sepuluh menit sebelum audiensi bahwa kami dapat menyalaminya satu per satu,” kata Ng.
“Dalam salam yang kurang dari sepuluh detik, saya memintanya untuk berdoa bagi Hong Kong dan memberi kami dukungan. Dia menjawab: ‘Baiklah, tolong doakan saya’.”
Petisi tentang undang-undang ekstradisi diprakarsai oleh sekelompok muda Katolik Hong Kong.
Surat itu merujuk pada protes baru-baru ini di Hong Kong dan peran Kepala Eksekutif, Carrie Lam, yang merupakan seorang Katolik.
Amandemen undang-undang ekstradisi yang kontroversial menyebabkan jutaan orang berdemonstrasi menentangnya, memaksa Lam untuk meminta maaf kepada warga dan untuk menunda RUU tersebut.
Namun penentang tindakan itu di Hong Kong menuntut amandemen itu ditarik sepenuhnya dan Lam mundur dari jabatannya sebagai Ketua Eksekutif bekas koloni Inggris yang dikembalikan ke Komunis China pada 1997.
Forum pemuda yang diadakan di Roma diselenggarakan oleh Dikasteri untuk Awam dan keluarga dan dihadiri oleh hampir 250 orang muda dari lebih dari 100 negara. Temanya adalah ‘orang muda beraksi di Gereja sinode.’
Selama sesi diskusi kelompok, Ng mengambil kesempatan untuk berbagi informasi tentang situasi Hong Kong dengan peserta muda lainnya.
“Ketika saya memberi tahu mereka ada dua demonstrasi besar-besaran, bahwa yang pertama diikuti satu juta orang dan yang kedua diikuti dua juta, dan benar-benar damai dan tanpa kekerasan, mereka kagum,” kata Ng.
Selama jeda pertemuan itu, beberapa peserta muda mendekati delegasi Hong Kong dan meminta untuk diberi penjelasan lebih banyak tentang amandemen ekstradisi dan konflik, tambah Ng.
Sebelum bertemu dengan Paus Fransiskus, diadakan Misa dipimpin Kardinal Kevin Farrell, Prefek dicasteri itu.
Kardinal Farrell menyatakan penghargaan kepada mahasiswa Hong Kong karena bersedia berdiri dan berjuang untuk keadilan.
Ng mengatakan, Kardinal Farrell juga menyebut ‘manusia tank’ dari pembantaian Tiananmen di Beijing pada 4 Juni 1989, yang berdiri di depan tank rezim komunis untuk melindungi mahasiswa pro-demokrasi pada waktu itu.