UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Misa Perdamaian di Korea Selatan Dihadiri 20.000 Umat

Juni 26, 2019

Misa Perdamaian di Korea Selatan Dihadiri 20.000 Umat

Anak-anak dan umat dewasa membawa patung Maria dari Fatima, Ratu Damai, menuju altar pada saat pembukaan Misa untuk Perdamaian Semenanjung Korea di Peace World Park Imjingak, 25 Juni. (ucanews.com)

Para uskup Korea Selatan dan 20.000 umat Katolik berdoa untuk perdamaian di semenanjung Korea yang terpecah saat peringatan 69 tahun pecahnya Perang Korea yang terjadi pada 1950-53.

Komite Rekonsiliasi Konferensi Rakyat Korea dari Konferensi Waligereja Korea (CBCK) mengadakan Misa khusus pada 25 Juni di Peace World Park di Imjingak, dekat zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.

Kardinal Andrew Yeom Soo-jung dari Seoul, juga administrator apostolik Pyongyang di Korea Utara, memimpin Misa.

Uskup Agung Alfred Xureb, nuncio apostolik Korea, Uskup Agung Kwangju Hyginus Kim Hee-jong dan Uskup Agung Thaddeus Cho Hwan-kil dari Daegu turut merayakan Misa pertama nasional untuk perdamaian selama delapan tahun.

Selama Misa dengan tema “Diberkatilah para pembawa damai,” komite waligerea merilis surat yang meminta semua orang Korea untuk menghindari perjuangan dan konfrontasi dan mencari perdamaian.

“Kita perlu melakukan dialog antara kedua Korea dan umat beriman harus mendukungnya,” kata Uskup Peter Lee Ki-heon dari Uijeongbu, presiden komite, dalam surat itu. Dia menambahkan bahwa pemerintah Korea Selatan harus terus menawarkan bantuan kemanusiaan kepada Korea Utara dan pertukaran antar-Korea.

Dalam homilinya, Uskup Agung Kim, presiden CBCK, mengimbau para pemimpin kedua Korea untuk bekerja demi tujuan bersama rakyat Korea, untuk rekonsiliasi dan kemakmuran daripada kebanggaan pribadi atau tujuan politik mereka.

“Untuk perdamaian, seharusnya tidak ada prasyarat. Kita perlu membersihkan sejarah yang menggunakan kekuatan senjata terhadap satu sama lain. Saya berharap tahun 2020, peringatan ke-70 Perang Korea, akan membawa penandatanganan penghentian perang dan kesepakatan untuk perdamaian. Perang berakhir dengan gencatan senjata, meninggalkan semenanjung secara teknis masih berperang, ”katanya.

Membuka Misa, Kardinal Yeom mengatakan seluruh Gereja Katolik termasuk Paus Fransiskus sedang “berdoa agar benih perdamaian ditanam dalam sejarah kita yang menyakitkan.”

Dia menambahkan: “Mari kita persembahkan Misa ini untuk mereka yang telah meninggal dan dikorbankan dalam Perang Korea. Khususnya, mari kita mengenang keluarga-keluarga yang terpisah dan orang-orang terlantar yang masih menderita karena perang.”

Uskup Franjo Komarica dari Banja Luka di Bosnia dan Herzegovina mengirim surat khusus dan berjanji bahwa keuskupannya akan secara rohani bersama dalam Misa untuk berdoa bagi perdamaian.

Keuskupan Banja Luka membentuk persaudaraan spiritual dengan Keuskupan Pyongyang pada tahun 2017.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2023. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi