UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Perlawanan Terhadap Kardinal Meluas di Gereja India Ritus Timur

Juli 18, 2019

Perlawanan Terhadap Kardinal Meluas di Gereja India Ritus Timur

Umat Kristiani India menyalakan lilin pada malam Natal di Gereja St. Paul di Amritsar pada 24 Desember 2018 (Foto: Narinder Nanu/AFP)

Tuduhan korupsi dan perlawanan terbuka di Gereja Syro-Malabar India yang mempraktekkan Ritus Timur telah menjadi keprihatinan Gereja secara nasional.

Para uskup yang berasal dari Syro-Malabar yang bekerja di Keuskupan Ritus Latin di timur laut India telah meminta doa, perdamaian dan persatuan di gereja induk mereka, yang berbasis di negara bagian Kerala di selatan.

Hal ini terjadi setelah sekelompok imam secara terbuka memberontak melawan Kardinal George Alencherry, uskup agung utama dan pimpinan gereja.

“Kami sangat sedih atas insiden baru-baru ini yang telah mengancam persatuan gereja yang sangat kami cintai dan semangat misionernya ingin kami tumbuhkan setiap hari,” demikian pernyataan para uskup asal Kerala yang bekerja di timur laut India, pada 12 Juli.

Tujuh negara bagian di timur laut memiliki 13 keuskupan. Para imam misionaris dari Kerala telah berperan dalam membangun Gereja Katolik di wilayah itu, di mana tiga negara bagian mayoritas Kristen. Enam dari 13 keuskupan sekarang dipimpin oleh para uskup misionaris yang berasal dari Kerala.

“Ini bukan waktunya untuk membiarkan perbedaan kecil memecah belah kita dan membuat pekerjaan kita tidak efektif,” kata Uskup Agung Guwahati, John Moolachiara di negara bagian Assam kepada ucanews.com.

Pensiunan Uskup Agung Guwahati, Thomas Menamparampil mengatakan kepada ucanews.com: “Sebagai anggota Gereja Katolik, kita harus menjadi sedikit lebih peka untuk mengatasi perselisihan apa pun yang kita miliki sebagai satu keluarga, daripada bertengkar satu sama lain.”

Polemik dimulai pada bulan November 2017 setelah beberapa imam di Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly, yang dipimpin Kardinal Alencherry menuduhnya menjual tanah, membuat keuskupan agung mengalami kerugian 10 juta dolar atau setara 139 miliar rupiah.

Vatikan memberhentikan kardinal itu pada Juni 2018 dari tanggung jawab administratif keuskupan agung dan menyelidiki tuduhan tersebut. Namun, ia ditugaskan kembali tanpa klarifikasi atas tuduhan terhadapnya.

Para imamnya secara terbuka menentang otoritasnya. Mereka berkumpul pada 2 Juli dan mengatakan bahwa krisis iman terjadi di gereja ketika pada 27 Juni Kongregasi Oriental Vatikan mengembalikan kardinal tanpa memberikan penjelasan apa pun yang mereka anggap sebagai “dekadensi moral” terkait dengan kesepakatan tanah.

Pemberontakan itu berkembang ketika mayoritas pastor paroki di keuskupan agung menolak untuk membacakan surat edaran yang dikeluarkan oleh Kardinal Alencherry, yang seharusnya disampaikan di 336 paroki di keuskupan agung dalam Misa Minggu pada 14 Juli.

Namun, hanya 30 paroki yang membacakan surat edaran itu, menurut pernyataan dari sebuah forum awam.

Surat edaran itu mendesak semua umat untuk meniadakan perbedaan mereka demi persatuan gereja dan tidak bekerja sama atau mendorong perpecahan dalam gereja.

Uskup Thomas Pulloppillil dari Bongaigaon di negara bagian Assam mengatakan kepada ucanews.com bahwa “perpecahan saat ini dapat dihindari jika ada sedikit kepekaan dan pandangan jauh ke depan dari pihak yang membuat keputusan.”

Uskup itu mengatakan Gereja Siro-Malabar, “tidak bisa melakukan kesalahan seperti itu.”

Dia mengatakan situasi yang parah mempengaruhi seluruh komunitas Kristen di India dan misionaris India yang bekerja di seluruh dunia.

“Masalah saat ini bukan dari agama atau iman atau ajaran Kristus,” jelas Uskup Pulloppillil. “Ini semua tentang keputusan administratif dan seharusnya tidak mengarah pada perpecahan gereja.”

Dia mengatakan di sebagian besar India orang Kristen tidak dapat mempraktikkan iman mereka secara terbuka dan menghadapi pertentangan dari kelompok fanatik.

Sebaliknya, gereja Kerala sangat bersemangat. 

“Tetapi kita hendaknya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menyaksikan kedamaian dan kasih Kristus,” kata Uskup Pulloppillil.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi