Seorang uskup di pulau paling utara Filipina meminta doa dan bantuan bagi para korban gempa yang mengguncang Provinsi Batanes pada 27 Juli.
Uskup Batanes, Mgr Danatan Ulep mengatakan dia telah mengirim tim ke kota Itbayat yang paling parah untuk meninjau situasinya.
“Saat ini, yang kami terima hanyalah bantuan keuangan karena kebutuhan lain seperti makanan, air, obat-obatan, dll sedang ditangani oleh pemerintah,” katanya.
Gempa bumi berkekuatan 5,4 dan 6,4 skala richter menewaskan sedikitnya delapan orang, melukai 63, sementara satu orang dilaporkan hilang.
Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional mencatat total 180 gempa susulan terjadi pada 28 Juli.
“Seluruh pulau terguncang sehingga saya menduga semua orang kena dampak,” kata juru bicara dewan itu, Mark Timbal.
Dia mengatakan warga telah disarankan untuk tidak memasuki gedung karena risiko runtuh.
“Kami telah membuat tempat penampungan sementara untuk mereka,” katanya.
Mengutip laporan awal dari lokasi kejadian, Timbal mengatakan 15 rumah, dua sekolah, dua fasilitas kesehatan, dan sebuah gereja rusak parah.
Dia mengatakan gempa juga menyebabkan kerusakan besar di kota.
Pihak berwenang mengatakan sekitar 3.000 orang terkena dampaknya.
Sementara itu para pemimpin Gereja memperingatkan para penipu yang mengambil keuntungan dari orang-orang yang ingin membantu.
Pastor Ronaldo Manabat, wakil konselor keuskupan memperingatkan publik terhadap akun Facebook yang menggunakan nama Uskup Ulep.
Dia mengatakan ada seseorang di balik “akun palsu” mengumpulkan uang untuk membantu korban gempa di Itbayat.
Ia meminta publik berhati-hati agar tidak terjebak dalam kegiatan amal palsu, terutama yang menggunakan nama gereja.