Paus Fransiskus telah mengumumkan 13 kardinal baru termasuk ketua KWI Uskup Agung Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, satu-satunya prelatus dari Asia dalam kelompok itu.
Paus mengumumkan pengangkatan tersebut setelah doa Angelus pada 1 September di Vatikan. Duabelas kardinal lain berasal dari Amerika Utara, Amerika Tengah, Afrika, dan Eropa.
Mereka akan menerima topi merah dari Paus Fransiskus pada 5 Oktober di Vatikan.
“Asal mereka mengungkapkan panggilan misionaris Gereja, yang terus menyatakan cinta kasih Tuhan kepada semua orang di bumi,” kata Paus seperti dikutip Vatican News.
Pengangkatan Uskup Agung Suharyo, 69, menjadikan dia sebagai kardinal Indonesia ketiga, setelah Kardinal Julius Darmaatmadja SJ, dan mendiang Kardinal Justinus Darmojuwono.
Saat ini Uskup Agung Suharyo adalah ketua KWI, melayani sebagai uskup di lingkungan TNI dan Polri (Ordinariatus Castrensis Indonesia), serta anggota Kongregasi Evangelisasi Vatikan.
Dilahirkan di Bantul, Yogyakarta pada 9Juli 1950, ia ditahbiskan sebagai imam pada 26 Juni 1976, dan ditahbiskan uskup agung Semarang pada 22 Agustus 1997. Ia dipindahkan ke Jakarta sebagai koadjutor tahun 2009 dan menjadi uskup agung Jakarta tahun 2010.
Mgr Suharyo meraih gelar doktor Teologi Kitab Suci di Universitas Urbaniana tahun 1981 dan profesor Kitab Suci dari Universitas Sanata Darma Yogyakarta.
“Puji syukur kepada Tuhan atas kepercayaan dan cinta kasih Paus Fransiskus bagi Gereja Katolik Indonesia dengan pengangkatan Mgr Ignatius Suharyo menjadi kardinal,” kata Romo V. Adi Prasodjo, sekretaris keuskupan agung Jakarta, dalam sebuah pernyataan.
Pendeta Gomar Gultom, sekretaris umum PGI mengatakan bahwa ia bangga bahwa ketua KWI itu diangkat sebagai kardinal.
“Saya mengenal baik Mgr Suharyo dalam kapasitas beliau sebagai Uskup Agung Jakarta dan sebagai Ketua Presidium KWI. Beliau adalah sosok gembala yang sangat mengayomi, bukan saja atas umat Katolik yang menjadi umat gembalaannya, tetapi juga terhadap semua orang, tanpa sekat-sekat Gereja dan agama,” katanya.
“Bagi saya kepercayaan Paus kepada beliau adalah juga sebuah kepercayaan Vatikan kepada Indonesia,” kata Pendeta Gultom kepada ucanews.com.
Ahmad Syafii Maarif, mantan ketua PP Muhammadyah, menyampaikan selamat kepada Uskup Agung Suharyo atas tugas barunya.
“Dia adalah teman lama saya. Saya menyampaikan selamat dengan tugas barunya sebagai kardinal. Ini adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan Paus bagi bangsa Indonesia,” katanya melalui pesan video.
Romo Rofinus Neto, wakil uskup di Lingkungan TNI/Polri (Ordinariatus Castrensis Indonesia/OCI) dan dosen Universitas Pertahanan, mengatakan Uskup Agung Suharyo layak dan pantas diangkat Sri Paus sebagai kardinal
“Kami sungguh mengalami beliau sebagai sosok gembala baik dan murah hati, sederhana dan bijaksana, kebapaan, dan yang terpenting dalam konteks NKRI beliau mempunyai visi dan spirit kebangsaan yg tinggi,” katanya kepada ucanews.com.
“Sebagai seorang yg cukup dekat membantu Mgr Suharyo dalam kapasitas beliau sebagai Uskup Umat Katolik di lingkungan TNI-Polri (Ordinariatus Castrensis Indonesia/OCI) saya sudah sangat meyakini sejak lama bahwa beliau suatu waktu pasti akan menjadi kardinal.”
“Akhirnya saya bersama segenap Umat Katolik di Lingkungan TNI/Polri (OCI) menghaturkan Syukur Puji Tuhan untuk pengangkatan ini, dan Profisiat dan selamat kepada bapa Uskup Mgr Suharyo menjadi Kardinal Indonesia. Kami sangat bersukacita dan bangga dengan Bapak Kardinal Mgr Ignatius Suharyo.”
Hargo Mandirahardjo, ketua Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) mengatakan atas nama organisasinya ia memberikan selamat kepada kepada uskup agung itu dan berterima kasih kepada Paus Fransiskus.
“Pengangkatan itu membawa sukacita bagi Gereja Katolik Indonesia,” katanya kepada ucanews.com.