UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Gereja Katolik Banglades Buka Rumah Sakit untuk Orang Miskin

September 11, 2019

Gereja Katolik Banglades Buka Rumah Sakit untuk Orang Miskin

Misionaris Italia, Suster Roberta Pignone dari Kongregasi Suster Maria Imakulata berbicara dengan seorang pasien di Rumah Damian di distrik Khulna, Bangladesh selatan pada 9 Agustus 2017. Gereja Katolik akan membuka rumah sakit baru di Dhaka untuk melayani orang miskin. (Foto oleh Stephan Uttom / ucanews.com)

Gereja Katolik di Bangladesh akan membuka rumah sakit baru di Dhaka ibukota negara itu untuk melayani orang miskin dan terpinggirkan.

Rumah Sakit St. Yohanes Vianney dengan 20 tempat tidur yang didirikan di dekat Gereja Katolik Rosario Suci di Tejgaon, Dhaka pusat, akan dibuka pada bulan November.

“Gereja tidak memiliki rumah sakit di Dhaka di mana ada banyak orang miskin mencari bantuan medis tetapi sering dieksploitasi di rumah sakit secara psikologis dan keuangan,” kata Pastor Kamal Corraya, direktur eksekutif rumah sakit itu, kepada ucanews.com.

Rumah sakit itu ke depannya akan memiliki 200 tempat tidur dan menawarkan berbagai layanan medis yang lebih banyak, kata imam itu.

Dokter Edward Pallab Rozario, mantan sekretaris Komisi Kesehatan Para Uskup mengatakan bahwa Kardinal Patrick D’Rozario dari Dhaka membentuk tim beranggotakan tujuh orang untuk mendirikan rumah sakit itu.

“Rumah sakit ini adalah prakarsa Konferensi Waligereja Bangladesh dan didanai oleh Keuskupan Agung Dhaka,” kata Rozario, kepala proyek kesehatan di Caritas Bangladesh kepada ucanews.com.

Sebagai bagian dari upaya menambah pengetahuan tentang rumah sakit, tim mengunjungi berbagai rumah sakit yang dikelola gereja di negara tetangga India bulan lalu, kata Rozario.

“Rumah sakit ini adalah sebuah karya amal dan sebagian besar pasien harus membayar biaya token. Ini akan menawarkan layanan gratis kepada mereka yang sangat miskin yang tidak mampu membayar apa pun,” tambahnya.

Pada tahun 1953, Suster Kongregasi Misi Medis (MSS) dan Rekanannya yang berbasis di Amerika Serikat mendirikan Rumah Sakit Keluarga Kudus di Dhaka. Rumah sakit itu disegani yang menawarkan layanan medis kepada orang-orang dari semua kelas.

Selama Perang Pembebasan Bangladesh tahun 1971, para biarawati memutuskan untuk meninggalkan negara itu dan menyerahkan rumah sakit itu kepada otoritas gereja setempat.

Kurangnya dana dan tenaga yang terampil memaksa otoritas gereja untuk menyerahkan rumah sakit tersebut kepada pemerintah setelah perang berakhir, dan kemudian dipercayakan kepada Bangladesh Red Crescent Society.

Sejak itu, rumah sakit ini berganti nama menjadi Holy Family Red Crescent Medical College and Hospital.      

Hanya ada sekitar 600.000 orang Kristen di Bangladesh yang memiliki populasi 160 juta, di mana Muslim adalah mayoritas. Kebanyakan orang Kristen adalah Katolik dan mereka tersebar di delapan keuskupan Katolik.

Meskipun merupakan minoritas yang sangat kecil, umat Kristen sangat dihormati atas kontribusi mereka dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pembangunan di tengah masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Gereja di Bangladesh mengelola empat rumah sakit dan 66 klinik kesehatan serta apotik, kebanyakan menyediakan layanan berbiaya rendah bagi orang-orang di daerah pedesaan.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi