UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Perempuan Suku di Filipina Minta Bantuan Gereja Melawan Proyek Bendungan

September 12, 2019

Perempuan Suku di Filipina Minta Bantuan Gereja Melawan Proyek Bendungan

Kelompok-kelompok suku menghadiri pertemuan di Manila pada 10 September untuk membahas penentangan mereka terhadap proyek bendungan yang diusulkan di Filipina utara. (Foto oleh Mark Saludes)

Sekelompok wanita suku di Filipina meminta kelompok-kelompok gereja untuk memasukkan kampanye mereka melawan proyek bendungan ke dalam agenda selama “Masa Penciptaan” 

Para pemimpin Gereja Katolik memperbaharui seruan untuk perlindungan lingkungan jelang “Masa Penciptaan” tahun ini.

Pada 2015, Paus Fransiskus menyatakan 1 September sebagai “Hari Doa Sedunia untuk Perawatan Ciptaan” dan menyerukan perayaan “Masa Penciptaan,” yang berlangsung dari 1 September hingga 4 Oktober.

“Kami berharap bahwa masa tersebut menjadi platform bagi kami orang-orang suku untuk menceritakan kisah kami,” kata Kakay Tolentino, ketua Jaringan Perempuan Adat Bai.

Tolentino mengatakan Gereja adalah “salah satu lembaga yang tersisa yang bisa diandalkan oleh masyarakat suku.”

“Kami tidak dapat mengandalkan pemerintah,” katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah berada di belakang proyek yang mengancam masyarakat suku.

Dia mengatakan komunitas suku yang terkena dampak proyek bendungan membutuhkan “suara yang lebih kuat yang dapat mengubah hati dan pikiran orang-orang.”

Pada 10 September, aktivis lingkungan dan orang-orang suku menggelar sebuah forum publik di Manila untuk menyuarakan perlawanan mereka terhadap Proyek Sumber Air Baru Centennial.

Pemerintah Filipina sedang dalam proses membangun bendungan besar di Filipina utara dengan dana pinjaman 248 juta dolar, setara 3.47 triliun rupiah dari Cina.

Proyek ini merupakan sebuah sistem bendungan terpadu yang melibatkan pembangunan bendungan di Sungai Kaliwa di Provinsi Rizal, dan bendungan kecil di hilir di Provinsi Quezon.

Proyek, yang dilaporkan akan menggusur setidaknya 15.000 orang suku, adalah salah satu dari 75 proyek infrastruktur unggulan di bawah program pemerintah “Bangun, Bangun, Bangun.”

Pada tahun 2018, setidaknya 51 uskup Katolik menandatangani surat pastoral yang dikeluarkan oleh Uskup Bernardino Cortez dari Infanta yang menentang proyek bendungan ini.

Surat itu meminta pemerintah untuk mencari sumber air alternatif demi mengatasi masalah pasokan air di ibukota Manila.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi