UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Toko buku rohani Katolik Singapura bertahan menghadapi tantangan zaman

Juni 7, 2022

Toko buku rohani Katolik Singapura bertahan menghadapi tantangan zaman

Buku-buku yang dipajangkan di Pusat Buku Rohani Katolik Katong di Singapura. (Foto: Pusat Buku Katolik Katong)

Sebuah toko buku rohani Katolik di Singapura yang didirikan oleh seorang misionaris Prancis terus menuai kesuksesan dan berekspansi selama 45 tahun setelah berjuang melawan perubahan budaya dan krisis keuangan akibat dampak pandemi Covid-19.

Pastor Pierre Barthoulot dari Serikat Misi Asing Paris (MEP), yang saat itu menjadi Pastor Paroki Keluarga Kudus, mendirikan Pusat Buku Rohani Katolik Katong tahun 1977 dengan tujuan untuk melakukan evangelisasi di negara kecil itu, demikian menurut laporan Catholic News of Singapore.

Toko buku itu awalnya beroperasi di ruko satu ruangan di East Coast Road ,dekat pantai tenggara Singapura dan menjual buku-buku rohani, kaset, majalah, dan artikel yang berkaitan dengan evangelisasi. Tahun 1979, toko itu didirikan sebagai sebuah perseroan terbatas.

Toko buku itu baru-baru ini pindah ke lokasi baru yang luas di Chapel Road.

Sekarang toko itu menjual berbagai macam buku rohani dan dokumen termasuk Alkitab, ensiklik kepausan, buku doa, souvenir untuk acara-acara seperti Komuni, Krisma, Perkawinan dan Tahbisan Imamat, dan benda-benda rohani lain seperti patung dan sebagainya.

Untuk memastikan kehadirannya di pasar digital, toko rohani itu telah meluncurkan situs e-commerce.

Manajemen toko mengatakan beragamnya produk dan layanan telah membuatnya populer di kalangan pemeluk agama lain.

Staf dan pelanggan mengatakan toko buku itu adalah pengingat warisan misionaris MEP Prancis yang mulai tiba di Singapura sekitar dua abad yang lalu, memelopori evangelisasi dan meletakkan dasar-dasar Gereja lokal dengan mendirikan sekolah, rumah sakit dan lembaga-lembaga lain serta gereja-gereja.

Geraldine Desker, yang telah bergabung dengan toko buku itu sejak awal, mengatakan bahwa dia senang karena memiliki  hubungan yang lama dengan toko tersebut.

“Toko itu penting untuk selalu diingat bahwa apapun yang kita lakukan, itu semua untuk kemuliaan Tuhan. Jadi, kita melakukan yang terbaik dan selebihnya menyerahkannya kepada Tuhan,” ujar wanita itu.

Setelah beberapa dekade melayani  toko itu, dia mempelajari tentang situs e-commerce bersama dengan staf lainnya.

Bob, seorang karyawan senior lainnya, mengatakan bahwa staf menganggap para pelanggan seperti anggota keluarga mereka.

“Kami memperlakukan setiap pelanggan yang datang melalui pintu masuk sebagai teman atau anggota keluarga kami. Ketika mereka terlihat bingung atau tidak terlalu yakin dengan apa yang mereka cari, kami berbicara dengan mereka dan membantu mereka menemukan apa yang mereka butuhkan,” katanya.

Para pelanggan lama mendukung pelayanan toko itu.

“Ini lebih dari sekedar toko buku, ini adalah sebuah  komunitas,” katanya.

Pastor Stanislaus Pang, Pastor Paroki Gereja Keluarga Kudus dan direktur toko buku itu, mengatakan bisnis itu memiliki masa depan yang cerah karena telah menerima “dukungan luar biasa” dari para pelanggannya, baik Katolik maupun non-Katolik.

Sumber: Singapores Catholic bookstore stands test of time 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi