UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

PBB diminta jadikan HUT St. Teresa sebagai Hari Bela Rasa Internasional

Juni 15, 2022

PBB diminta jadikan HUT St. Teresa sebagai Hari Bela Rasa Internasional

Penari India tampil dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Keuskupan Agung Calcutta dan Missionaries of Charity untuk merayakan kehidupan St. Teresa di Kolkata pada 25 September 2016. (Foto: AFP)

Seorang tokoh Katolik di India mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjadikan hari ulang tahun (HUT) St. Teresa sebagai Hari Bela Rasa Internasional.

“St. Teresa merupakan seorang yang telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk solidaritas kemanusiaan, mengambil orang yang dibuang di jalanan dan menyediakan mereka tempat sementara, makanan, obat-obatan dan kebutuhan dasar lain,” kata Abraham Mathai, mantan wakil ketua Komisi Minoritas di Maharashtra, sebuah negara bagian di bagian barat negara itu.

Dalam sebuah surat elektronik ke Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, ia meminta PBB perlu mendeklarasikan HUT santa itu pada 26 Agustus sebagai hari bela rasa sekaligus sebagai pengakuan atas kontribusinya pada “budaya kepedulian, perhatian dan bela rasa bagi orang yang menderita di seluruh dunia.”

“Ini dibutuhkan saat ini,” kata Mathai, yang juga pendiri dan ketua Harmony Foundation, kepada UCA News pada 13 Juni.

Ia mengatakan PBB telah mendeklarasikan HUT sejumlah tokoh dunia dengan memperkenalkan kontribusi mereka yang telah menjalani kehidupan tanpa pamrih “seperti Hari Nelson Mandela pada 28 Juli untuk menyoroti warisan pria itu yang mengubah abad ke-20 dan juga membantu membentuk abad ke-21.”

Mathai juga mendesak PBB untuk mengesahkan sebuah resolusi “yang mengakui kontribusi luar biasa” dari orang kudus tersebut.

Ia menjelaskan, hal ini harus diberikan perhatian segera dan menjadi pertimbangan utama, “khususnya di tengah situasi dunia saat ini di mana kasih sayang, kepedulian, dan solidaritas terhadap penderitaan umat manusia menghilang pada tingkat yang sangat tinggi.”

“Karena alasan inilah, saya dengan sungguh-sungguh mengajukan petisi kepada PBB untuk menghormati dan memperingati pelayanan tanpa pamrih Ibu Teresa terhadap orang tertindas dan tidak diinginkan dalam masyarakat,” tambah Mathai.

Ia mengacu kepada invasi Rusia ke Ukraina yang telah menelantarkan dan memisahkan 12,8 juta orang dewasa dan 2,5 juta anak-anak.

“Keadaan tragis ini meminta perhatian seluruh dunia untuk berbelas kasih atas penderitaan para korban dari keadaan yang tidak menguntungkan seperti itu, termasuk orang-orang dewasa dan anak-anak yang telah mengungsi setelah Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan tahun lalu,” katanya.

Ia mengatakan dunia bisa menghindari perang dan pemindahan paksa pria, wanita dan anak-anak jika mampu mengembangkan sikap bela rasa.

Ibu Teresa lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu pada 26 Agustus 1910, di Skopje, Makedonia dari orang tua Katolik taat di Albania – Nicola dan Dranafile.

Ia berusia 19 tahun ketika datang ke India sebagai biarawati Loreto tahun 1929. Ia meninggalkan kongregasi itu tahun 1948 untuk melayani orang termiskin di tempat-tempat kumuh.

Ia kemudian mendirikan Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih (MC) tahun 1950, yang  sekarang memiliki 4.500 suster dan 700 biara di 136 negara di seluruh dunia.

Sumber: UN urged to recognize st mother teresas birthday

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi