Sebuah museum Katolik di Seoul, ibukota Korea Selatan, meluncurkan pameran selama setahun tentang penganiayaan dan kemartiran umat Katolik di abad ke-19, dengan memajang kenang-kenangan yang mereka simpan.
Pameran dengan tema “Sangbon” dimulai di Tempat Doa Martir Jeoldusan pada 22 Juli, dan akan berlangsung hingga 22 Juli 2023, lapor Catholic Times of Korea.
Sangbon mengacu pada gambar berbentuk kartu Yesus Kristus, St. Perawan Maria, dan orang-orang kudus. Para anggota Gereja Korea membawa patung-patung ini untuk menjaga iman mereka tetap hidup selama penganiayaan.
Pameran ini menyoroti kartu doa yang dikeluarkan dengan ikon Yesus, Bunda Maria, orang-orang kudus, dan sarana peringatan lainnya.
Sehari sebelum pameran dimulai, Kardinal Andrew Yeom Soo-jung, mantan Uskup Agung Seoul, dan penggantinya Uskup Agung Peter Chung Soon-taick memimpin Misa peringatan itu.
Uskup Agung Chung menyebut acara itu sebagai kesempatan untuk merenungkan penganiayaan yang dihadapi oleh umat Katolik awal dan upaya mereka untuk menjaga iman tetap hidup.
“Pameran ini merupakan sebuah acara yang bermakna di mana para imam, religius, dan umat berpartisipasi. Saya berharap ini akan menjadi saat yang tepat untuk merenungkan hati untuk menemukan hal yang baru,” kata prelatus itu.
Para imam dan religius di Keuskupan Agung Seoul telah berkontribusi pada pameran dengan meminjamkan kartu doa, patung, dan kenang-kenangan para martir yang mereka miliki, sebagai tanggapan atas permintaan pada Mei 2021.
Total lebih dari 4.000 patung telah dikumpulkan, dan dari 980 imam di keuskupan agung, 600 kartu doa tahbisan juga telah dikumpulkan.
Pameran dibagi menjadi tiga bagian.
Pertama, “Sangbon” menampilkan berbagai ikon pada kartu doa yang menampilkan warisan Gereja Korea dan disusul dengan berbagai ikonografi.
Kedua, dalam “Tujuh Perak Roh Kudus,” gambar dan kartu doa dibagikan selama Tujuh Sakramen dipamerkan.
Terakhir, dalam “Jungju Seongbeom,” 600 kartu doa penahbisan imam Keuskupan Agung Seoul dipamerkan.
Tempat Doa Martir Jeoldusan di Seoul merupakan penghormatan kepada para martir Penganiayaan Byeonin selama pemerintahan dinasti Joseon pada akhir tahun 1860-an. Sekitar 8.000 orang Kristen dibunuh karena menolak untuk meninggalkan iman mereka.
Sumber: Exhibition recalls memories of Korean Catholic martyrs