UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Peziarah kembali mendatangi gunung suci di Irlandia

Agustus 3, 2022

Peziarah kembali mendatangi gunung suci di Irlandia

Para peziarah mendaki Croagh Patrick pada Hari Minggu Reek. (Foto: Wikipedia)

Ribuan peziarah kembali mendaki gunung suci di Irlandia untuk ziarah tahun Reek Sunday, pertama kali diadakan sejak pandemi Covid-19.

Ziarah tradisional itu diadakan pada Hari Minggu terakhir bulan Juli, tetapi pada tahun 2020 dan 2021 dihentikan karena kekhawatiran bahwa Covid-19 akan menyebar di antara lebih dari 20.000 orang yang biasanya mendaki gunung itu.

Nama “Croagh  Patrick” berasal dari bahasa Irlandia “Cruach Phádraig,” yang berarti “Patrick’s Stack.” Gunung ini dikenal secara lokal sebagai Reek, dari kata Stack.

Pada 31 Juli, Misa dirayakan di puncak gunung itu setiap jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00 untuk para peziarah dari Irlandia dan sekitarnya yang melakukan pendakian lebih dari 4 mil ke puncak gunung setinggi 2.500 kaki itu.

Ketika Misa, Uskup Killaloe, Mgr. Fintan Monahan berdoa untuk keselamatan para peziarah setelah lonjakan kematian akibat Covid-19 belum lama ini. Para imam juga mendengarkan pengakuan dosa.

Dalam homilinya di Gereja St. Maria di Westport, sekitar lima mil dari Croagh Patrick, Uskup Agung Tuam, Mgr. Francis Duffy mengingatkan umat paroki bahwa asal-usul Reek Sunday terletak pada Gereja St. Patrick, “rasul orang Irlandia” yang berperan sentral dalam membantu menyebarkan iman Kristen di pulau itu.

St. Patrick berpuasa selama 40 hari di Croagh Patrick pada tahun 441 Masehi, katanya, mengingatkan pada 40 hari Musa di Gunung Sinai, di mana ia menerima Sepuluh Perintah Allah.

“Para peziarah datang ke sini, menelusuri jejak St. Patrick, pada akhir pekan dan sepanjang tahun, untuk berbagai alasan dari setiap peziarah sendiri.”

Dua anggota Kongregasi St. Perawan Maria Berbelas Kasih, Suster Augustina Matusik dari Polandia dan Suster Mary Claire Kenneally dari Amerika Serikat, termasuk di antara ribuan peziarah yang melakukan ziarah tahun ini.

Keduanya sedang berlibur di Irlandia menjelang kembalinya Suster Kenneally ke Boston setelah setahun di Italia. Ini adalah pertama kalinya Suster Matusik berada di Irlandia. Kedua biarawati itu melakukan pendakian dalam pakaian biara mereka, yang mengundang reaksi dari para peziarah lainnya.

“Orang-orang melihat kami karena tidak terlalu banyak biarawati yang menggunakan pakaian buara– mendaki gunung! Mereka sangat senang melihat para suster dengan jubah mereka,” kata Suster Kenneally kepada CNS.

Dekat dengan Patung St. Patrick yang menyambut para peziarah menuju gunung itu, Breda Tumelty, anggota Legio Maria di Westport menawarkan kepada para peziarah hadiah medali ajaib “untuk menjaga mereka tetap aman.”

“Bunda Maria memberikan perlindungan khusus dan banyak rahmat dan berkat bagi semua yang memakai medali ini. Jadi kami memberikan medali ini kepada orang-orang dan biarkan Bunda Maria berkarya” jelasnya.

Tumelty mengatakan Reek Sunday adalah salah satu acara terbesar tahun ini untuk organisasi Katolik setempat. Para peziarah berdoa sambil berjalan arah jarum jam. Ritual lainnya adalah memanjat tanpa alas kaki.

Michael Gallachóir dari Ardee mendaki bebatuan tajam dengan kakinya yang telanjang. Ditanya mengapa, Ia menjawab: “Sebagai tindakan penebusan dosa – tidak ada gunanya jika saya tidak mendapatkan rasa sakit darinya. Itu tidak terlalu buruk. Ini mungkin kali ke-10 saya melakukannya, dan saya tidak pernah mendapatkan terluka — mungkin sedikit melepuh.”

Dia mengatakan dia sedang memperingati kakeknya yang ditangkap di Croagh Patrick sekitar 100 tahun lalu selama Perang Saudara di Irlandia. Dia juga menjelaskan bahwa putranya lahir di awal pandemi. “Saya membawanya ke Misa setiap hari Minggu, dan saya ingin membawanya dalam ziarah ini suatu hari nanti.”

Sumber: Pilgrims return to Irelands holiest mountain

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi